Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Villanelle: Keindahan Berulang

7 Juni 2021   07:13 Diperbarui: 7 Juni 2021   07:29 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehidupan penggembala https://josephdonaghy.wordpress.com/

Villanelle adalah puisi 19-baris yang terstruktur, dengan dua pola rima dan dua baris refrain (pengulangan baris). Terdiri dari lima terset (stanza 3-baris) dan ditutup dengan satu quatrain (stanza 4-baris). Baris pertama dan ketiga dari terset pembuka diulang bergantian di baris terakhir dari bait berikutnya. Di bait akhir, kedua baris refrain berfungsi sebagai kesimpulan penutup. Bentuk puisi villanelle adalah: A1-b-A2 / a-b-A1 / a-b-A2 / a-b-A1 / a-b-A2 / a-b- A1-A2. (huruf besar menunjukkan refrain dan huruf kecil menunjukkan pola sajak/rima).

Meskipun villanelle modern merupakan puisi dengan pola terstruktur tetap, namun pada awalnya bukanlah merupakan puisi dengan bentuk baku. Di era Renaissance, villanella dan villancico (dari bahasa Italia villano, atau petani) merupakan lagu pengiring dansa di Italia dan Spanyol. Para penyair Perancis yang menyebut puisi mereka dengan villanelle tidak mengikuti struktur sajak atau refrain tententu. Sebaliknya, sesuai dengan judul tersirat bahwa seperti pada lagu pengiring tarian Italia dan Spanyol, puisi mereka mengangkat tema sederhana tentang pedesaan atau kehidupan petani dan penggembala.

Beberapa sastrawan menganggap bahwa villanelle telah ada sejak abad ke-16, namun pendapat umum adalah hanya satu puisi Renaissance yang ditulis dalam bentuk yang kini kita kenal, sampai didefinisikan dalam sebagai puisi bentuk tetap oleh penyair Perancis abad ke-19, Théodore de Banville.

Berikut adalah dua puisi villanelle karya penulis.

Dendam Tak Sampai

 

aku lelaki, sungguh lelaki, tapi hatiku bukan batu
 ketika kau membuang muka, meludah dengan congkak
 sebagai lelaki, benar lelaki, kugenggam rasa itu

mungkin kau tak sadar, sabar kubiar, hari-hari berlalu
 kutanam seribu budi pada lelaki yang kau panggil bapak
 aku lelaki, sungguh lelaki, tapi hatiku bukan batu

karena aku lelaki, nyata lelaki, punya rasa cemburu
 kau berjalan dengan sembarang pria sungguh tak layak
 sebagai lelaki, benar lelaki, kugenggam rasa itu

tiba saatnya, membuat perhitungan menutup buku
 karena jantungku terus berdarah, lukanya meruyak
 aku lelaki, sungguh lelaki, tapi hatiku bukan batu

kini dihadapanku, saat pembalasan, bergaun putih susu
 kau berdiri, siap mengikat janji dengan rasa muak
 sebagai lelaki, benar lelaki, kugenggam rasa itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun