Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Melihat dengan Mata, Bukan dengan Tangan

16 Oktober 2025   19:28 Diperbarui: 16 Oktober 2025   19:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilsutrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku merasakannya berkedip dan bergeser, melihat ke dalam, menekan kulit, otot, dan tulang. Setidaknya, tidak ada orang yang memandangku dengan jijik lagi. Ayahku menggelengkan kepala karena mata tersembunyi itu tidak mengubah masalahku yang lain.

Teman-temanku masih membicarakanku di belakang punggungku. Mereka tidak peduli dengan apa yang kudengar. Aku berhenti bergaul dengan mereka. Gosip tidak berhenti, tapi dengan cara ini, aku tidak perlu melihat tatapan jahat mereka.

Sekarang, mata cenderung keluar dari kulitku ketika aku sedang stres atau cemas. Mereka muncul di mana-mana. Biasanya di tangan, tapi kadang punggung atau wajahku, kadang kecil, kadang sebesar mataku sendiri.

Aku telah belajar untuk hidup bersama mereka. Aku hanya menelepon bilang sakit lalu menghilang, memberi tahu orang-orang bahwa aku tertular flu. Sesuatu yang biasa untuk menjauhkan orang.

Ayahku masih menganggap aku masih punya penyakit karena lemah, tapi aku tidak pernah merasa lebih baik. Faktanya, terkadang aku berbicara dengan mataku. Mereka tidak menghakimiku. Mereka tidak memberitahuku bahwa aku salah. Mereka tidak bisa mendengarku, tapi mereka melihatku.

Cikarang, 25 April 2024

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun