Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Semerbak Lavender di Kintamani: Bab Sepuluh

6 Oktober 2025   18:26 Diperbarui: 6 Oktober 2025   18:26 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pintu rumah terbuka, secercah cahaya jatuh di ambang pintu. Dan di dalam, keheningan menanti - bukan kekosongan, melainkan ruang yang menunggu untuk diisi.

Anggun masuk. Dan saat dia menutup pintu di belakangnya, dia tahu dia telah menemukan gema masa lalu - dan tak ingin lagi menghindarinya.

Keesokan paginya, dia akan pergi ke Italia. Namun malam ini---milik lahan kebun. Milik angin. Dan mungkin sedikit milik Pierre dan Malini juga.

Karena beberapa kisah tak pernah berakhir.

Mereka hanya beristirahat - sampai seseorang siap untuk melanjutkannya.

BERSAMBUNG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun