Api membumbung tinggi ke langit malam, melukiskan gambar-gambar berwarna kuning dan merah dalam tampilan bentuk-bentuk aneh yang memukau. Anak-anak duduk di sekitar api unggun di luar rumah perkebunan, terpesona oleh tarian api di depan mereka.
Sakti adalah orang pertama yang mengingat petualangan hari itu.
"Mando, menurutmu apa cahaya yang kita lihat itu? Siang hari cerah terang benderang, tetapi kita semua bisa melihatnya."
Mando tidak mendongak.
"Aku tidak yakin, tetapi yang kutahu adalah bahwa itulah yang diperingatkan pamanku."
Pandu mengangguk. "Kita seharusnya mendengarkan kata-kata Paman Miko. Aku tidak akan pernah kembali ke sana," katanya/
Mando menyeringai.
"Baiklah, aku ingin tahu apa itu. Aku akan kembali. Siapa yang ada di sana?" tanyanya. Matanya menatap teman-teman barunya.
Pertama Sakti, lalu Gilang, diikuti oleh Pingkan, Gita, dan akhirnya, setelah menunggu lama, Pandu mengangguk.
Mando mengucapkan selamat malam kepada semuanya dan mulai berjalan, lalu berhenti dan berbalik.
"Malam ini kalian bisa tidur sepuasnya. Kita berangkat besok setelah makan malam!"