Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Semerbak Lavender di Kintamani: Bab Empat

30 September 2025   18:54 Diperbarui: 30 September 2025   18:54 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Tulisannya kasar namun elegan, dengan lengkungan besar dan gerakan yang nyaris seperti tarian.

Anggun dengan hati-hati mengambil buku catatan itu dan perlahan membalik halamannya. Selembar kertas terjepit di antara dua halaman, menguning, melengkung di tepinya. Di atasnya terdapat satu kalimat, ditulis dengan tinta. Sedikit luntur, seolah-olah seseorang telah mengusapnya dengan jari basah.

"Lavender tak pernah lupa."

Dia menatap tulisan itu, seolah-olah kata demi kata akan larut dalam tatapannya dan mengungkapkan makna lain. Namun kata-kata itu tetap ada, diam di sana tak bergerak, seperti gema bisu dari masa yang tak dipahamnya. Kalimat itu membuat sesuatu bergetar di dalam dirinya. Bukan karena mengancam, melainkan karena terasa nyata.

Dia duduk di kursi dapur tua, kayunya berderit menahan berat badannya. Di depannya terbentang meja dapur yang dilapisi taplak minyak dengan motif bunga yang hanya bisa ditebak jenisnya. Jari-jarinya merayap di tepian, mencari sandaran.

Kenangan itu datang perlahan.

Hari musim kemarau yang hangat. Dengung lebah. Aroma pai susu yang baru dipanggang dan lavender melayang melalui jendela yang terbuka. Seorang anak---dirinya sendiri---di pangkuan seorang perempuan berambut abu-abu dan bermata lelah. Tawa yang memudar. Lalu jeritan.

Syok. 

Darah di pakaian putih. 

Keheningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun