Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Misteri Alien: 5. Negeri Seribu Megalit

25 September 2025   11:00 Diperbarui: 25 September 2025   11:00 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini jebakan. Kita harus berhati-hati!" katanya kepada teman-temannya.

Sakti, yang mengunyah tosu-tosukatue, mendongak. "Jebakan? Apa? Di mana?" tanyanya.

Setelah menelan potongan daging, Faris menjelaskan, "Tidakkah kamulihat? Setelah dua minggu di sini, kita akan sangat gemuk sehingga kita tidak akan bisa naik pesawat untuk pulang! Kita akan hancur!" katanya dengan wajah khawatir, lalu mencomot tiga tusuk sate kerang batu sekaligus.

Setelah makan malam, staf wisma tamu mengeluarkan stan dan proyektor serta memutar film dokumenter yang dijanjikan tentang situs-situs wisata Sulawesi Tengah.

Film dokumenter tersebut memberikan gambaran yang memikat tentang sejarah kerajaan-kerajaan kuno yang terletak di wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Sulawesi tengah. Film ini menyoroti penemuan arkeologi yang mengungkap sejarah yang kaya dari wilayah yang disebut Negeri Seribu Megalit.

Film dokumenter tersebut diakhiri dengan diskusi menarik tentang teori bahwa keterampilan metalurgi tingkat lanjut dan kebangkitan serta kejatuhan tiba-tiba peradaban Pamona dapat mengisyaratkan pengaruh makhluk luar angkasa.

Segmen ini menambahkan lapisan misteri dan memicu perdebatan tentang hubungan dengan teori alien kuno yang mengundang pemirsa untuk merenungkan kemungkinan luar biasa dari masa lalu sejarah purba.

Mendekati pukul sembilan malam, Gustav bertanya apakah mereka punya pesanan terakhir sebelum dapur ditutup.

Setelah memesan beberapa makanan ringan dan minuman dingin, Gita menatap Gustav. "Apakah Gua Pamona benar-benar seperti yang ditunjukkan dalam film dokumenter?" tanyanya, tertarik.

Gustav berhenti sejenak dan meraih tangannya, berdiri diam beberapa saat, menatapnya. "Ya> Kebetulan saya lahir tak jauh dari gua tersebut. Semua yang mereka katakan dan jauh lebih banyak lagi."

Dia berbalik dan mulai berjalan pergi tetapi berhenti di pintu. "Ingatlah, gadis kecil, ketika semuanya tampak hilang, saat itulah kamu paling dekat dengan jawabanmu!" Kemudian dia berbalik dan berjalan keluar, meninggalkan anak-anak di belakang, bertanya-tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun