Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Biasa

23 September 2025   08:08 Diperbarui: 23 September 2025   07:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Ya, Ayah, memang harus sikat gigi."

"Bacakan satu cerita lagi, dong!"

Ketika anak-anak akhirnya tidur, Dewi, istrinya, sering ingin Syauki mendengarkan ceritanya, tetapi Syauki menahan diri untuk tidak memberi komentar. Biasanya, Dewi hanya ingin suaminya mendengarkan. Salah satu masalahnya yang umum adalah hal-hal yang menyenangkan, seperti, "Waktu kita pacaran, itu menyenangkan. Apa yang terjadi?"

Syauki berusaha untuk tidak bersikap defensif, tetapi terkadang dia tak bisa menahan diri untuk memberinya jawaban yang langsung dan jujur seperti, "Kesenangan hubungan yang masih baru tidak akan bertahan lama. Dan ketika kita pacaran, kita hanya melakukan hal-hal yang menyenangkan. Sekarang hidup sudah berakhir, termasuk anak-anak."

Paling banter, Dewi mendesah. Kesal.

Setelah bekerja, Syauki jarang merasa ingin bersenang-senang. Kalau dia tidak takut diomeli, dia akan lebih sering masuk ke kamar tidur dan membaca, menonton TV, dan bahkan duduk di meja mengerjakan SPT pajak klien. Syauki bahkan belum mengerjakan SPT-nya sendiri. Dia mungkin perlu perpanjangan waktu.

Itu terutama di tempat kerja dan ketika dia punya sedikit waktu sendiri di rumah, baru dia bisa bernapas lega.


Jawa Barat, 23 September 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun