Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Misteri Alien: 2. Belajar Bersama

22 September 2025   10:10 Diperbarui: 22 September 2025   08:05 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Misteri Alien: 1. Menuju Petualangan Baru

Tak sabar Sakti menunggu teman-temannya datang untuk belajar bersama. Ibunya telah meletakkan berbagai macam kue dan camilan yang tampak lezat di meja makan besar tempat mereka akan berkumpul.

Jantungnya berdebar kencang saat melihat Gita melalui jendela. Gita menjadi orang pertama yang datang. Sakti mengagumi Gita yang menempati tempat istimewa di hatinya.

Berusia dua belas tahun, dengan rambut pirang panjang dan mata biru, Gita memiliki tubuh seperti pesenam dan ekspresi percaya diri dan bersemangat, mencerminkan kepribadiannya yang aktif dan suka berpetualang.

"Hai Sakti, kupikir aku akan datang sedikit lebih awal agar kita bisa mengobrol lebih banyak tentang liburan kita yang akan datang di Sulawesi Tengah," Gita menyapanya dengan antusiasmenya yang biasa.

Sakti menyeringai padanya. "Ya, ini akan sangat menyenangkan! Aku dengar kita bahkan bisa mengendarai traktor!" jawabnya, terbawa oleh semangat Gita yang menular.

"Wow! Aku tidak sabar. Ke provinsi mana kita akan pergi?" Mata Gita berbinar karena rasa ingin tahu dan kegembiraan.

Sebelum Sakti bisa menjawab, Ratri, sahabat Gita, melompat-lompat ke jalan masuk melewati pintu gerbang. Ratri seorang gadis manis berusia 11 tahun dengan tubuh agak gemuk dan rambut hitam, berlari ke arah Gita dan memeluknya. Ekspresi ramahnya berubah menjadi menggoda.

"O-oh, apakah kedatanganku mengganggu?"

Sakti tidak bisa menahan senyum. Ratri selalu menjadi orang pertama yang melontarkan lelucon, punya cara untuk menerangi ruangan, yang mengingatkan Sakti betapa dia merindukan pertemuan-pertemuan ini. Kedatangannya yang penuh energi membawa kembali banjir kenangan dari petualangan terakhir mereka, membuat acara belajar bersama terasa seperti awal dari sesuatu yang baru, bukan lagi tugas yang terpaksa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun