Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekal Abadi

6 September 2025   13:58 Diperbarui: 6 September 2025   13:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Keabadian adalah tema umum dalam fiksi. Konsep ini telah digambarkan dalam Epos Gilgamesh, karya fiksi tertua yang diketahui. Awalnya muncul sebagai mitologi, kemudian menjadi elemen dalam genre horor, fiksi ilmiah, dan fantasi).

***

Pagi hari, pasar tradisional di bawah jalan tol dipenuhi sayur mayur, buah-buahan, dan bermacam bahan makanan. Gerobak dan meja siku untuk lapak menampilkan kol, lobak, bunga matahari, dan gantang kepiting. Jembatan di atasnya bergetar saat mobil-mobil melaju kencang melewati lempengan beton.

Pada sore hari, pasar akan kembali seperti biasa, dengan kantong plastik berisi sayuran bernoda berhamburan melintasi tempat parkir komuter yang teduh.

Jika mereka membuat kamera yang tidak akan memakan memori, aku akan memotretnya pagi ini sebagai kesempurnaan, sehingga kita dapat menelusurinya kapan pun kami mau.

Kamu meremas tanganku sambil tersenyum karena kamu juga merasakannya.

Kita mengumpulkan sayuran dan sisa roti, lalu berjalan-jalan di kios-kios terpencil. Di pinggir pasar terdapat hal-hal baru: suatu hari seorang wanita menjual kancing dan sabun buatan tangan. Di suatu pagi yang lebih sejuk, ada seorang pria dengan ubi talas dan bunga bakung di dalam pot kaca.

Sekilas melihat ke sekeliling lingkar luar kios akan menemukan stoples berisi cairan berkilau dengan kantong kertas diletakkan di atas dudukannya. Mereka bagai kebetulan memberi isyarat dengan teksturnya dan aroma yang menggoda. Mereka membiarkan kita pergi, meyakinkan bahwa kita masih tidak memerlukan sesuatu yang baru dalam hidup kita.

"Ayo ke sana," aku menarik tanganmu.

Warung baru minggu ini hanya berupa meja. Tidak ada spanduk di belakang, bahkan brosur pun tidak. Hanya sederet stoples dan botol semprot antik yang serasi, masing-masing berlabel: Kekal Abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun