Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Barang Hilang dan Ditemukan

3 September 2025   12:12 Diperbarui: 3 September 2025   09:02 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Album Pernikahan

Di foto itu, kalian semua mengenakan gaun warna limau dan rumbai, sepatu hak warna senada, terkulai di kursi berlapis  brokat dekat pintu ruang perjamuan. Di lantai, sebotol sampanye kosong terbalik di sampingmu. Momen yang menurut seseorang menyenangkan untuk diabadikan.

Berbulan-bulan kemudian, kamu menyesap anggur di apartemen pengantin baru, membolak-balik foto pernikahan, dan memaksakan diri untuk ikut tertawa bersama mereka. Kamu ingat bagaimana kamu meninggalkan kacamata di meja samping tempat tidur hari itu. Bagaimana pernikahan adikmu dengan pria yang kamu cintai masih terasa seperti mimpi buruk.

"Tetaplah di sini untuk makan malam," kata mereka, masih pura-pura tidak mendengar keinginanmu.

Dedaunan Oktober 

Melepaskan cengkeramannya, meninggalkan ranting-ranting telanjang dan rentan retak diterpa dingin yang semakin menusuk. Kamu mendorong troli dengan roda yang miring menyusuri lorong toko swalayan yang sempit. Kostum Halloween setengah jadi. "Jingles Bells" di sound system. Natal datang sebelum waktunya.

Di bagian kosmetik, wajah-wajah model berusia 20 tahun menggembar-gemborkan ramuan yang menjanjikan keremajaan untukmu.

Di balik masker tiga lapis, bibirmu yang menipis mendambakan ciuman. Kamu mendambakan api cinta yang segar menjelajahi tubuhmu bagai pulau yang baru ditemukan. Rindu mendengar seseorang berbisik di tengkukmu, "Kau gadis yang sangat nakal."

Hilang dan Ditemukan

Misalnya, senyum miring yang sama yang pernah ditujukan kepadamu muncul di wajahnya ketika dia melihatmu lagi. Rambutnya yang berbintik-bintik perak  mundur dari alisnya. Namun matanya, yang masih sewarna malam akhir musim kemarau, menenggelamkanmu dalam tatapannya. Napasmu tercekat bagai burung yang terjerat getah ketika dia menggeserkan latte mokamu di atas meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun