Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rumah Berbisik: 16. Harta Karun Palsu

1 September 2025   18:18 Diperbarui: 1 September 2025   15:32 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Mereka dengan hati-hati meletakkan setiap benda harta karun palsu di dalamnya, ditata agar tampak senyata dan semenarik mungkin.

Peti itu, dengan penampilannya yang antik, dan harta karun yang berkilauan di dalamnya menghasilkan gambar yang indah. Itu seperti sebuah cerita, menunggu petualangan seru berikutnya dimulai.

Sat menutup peti, mereka merasa seperti sedang menutup pintu menuju dunia rahasia, memilih lebih dekat menuju rencana mereka untuk menangkap para penjahat.

Sambil menutup peti, Sakti memastikan semua orang tahu apa yang harus dilakukan.

"Faris dan aku akan membawa ke hutan dan menaruhnya di lubang pohon tempat kita menemukan kunci," katanya.

Gita mengambil alih penjelasannya. "Ratri dan aku akan menemui Joko Wardono dan memastikan dia mendengar kita berdiskusi tentang keberadaan harta karun itu dan juga menjelaskan bahwa kita akan mengambilnya malam ini," katanya, sambil menatap Pandu untuk menambahkan bagiannya.

Pandu mengangguk. "Gilang dan aku akan menemui Polisi Desa Sambo dan memberitahu dia bahwa kita melihat cahaya aneh di hutan dan memintanya untuk tetap membuka mata. Kita akan bertemu denganmu nanti di pohon tua."

Setelah semua orang memahami bagian mereka dari rencana tersebut, teman-teman itu mengucapkan selamat tinggal dan menuju rumah mereka.

Gilang berjalan di samping adiknya.

"Gita, kamu suka Sakti, ya? Hayo, ngaku saja," katanya.

Gita tersipu, yang membuatnya semakin cantik. "Dan kamu menyukai Ratri," balasnya. Gilang hanya tersenyum. "Ya, dia memang imut," akunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun