Sambil tertawa dengan napas terengah-engah, Yusak menghentikan permainan sepak bola bersama anak tirinya, Ruben.
"Waktunya makan es krim," kata Ruben sambil tertawa nyengir.
"Tentu saja, Nak," jawab Yusak sambil masih terengah-engah.
Dia melingkarkan lengannya di bahu Ruben sambil menuju ke rumah.
Luna memperhatikan mereka dari jendela dapur. Dia bersenandung seperti yang selalu dilakukannya saat suami dan anaknya bersama.
Yusak tidak bisa mempunyai anak sendiri, tetapi ia mencintai dan menyayangi Ruben sebagai putranya.
Luna dan Yuska punya cicilan kredit. Rumah masih mengontrak, mereka tidak dipromosikan di kantor.
Yang mereka miliki hanyalah harta  berupa keluarga dan cinta.
Cikarang, 14 Oktober 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI