"Tentu saja." Vindy mengulurkan tangannya untuk meletakkannya di atas tangan Ibu, tetapi Ibu menarik tangannya sebelum Vindy bisa menyentuhnya.Â
Merupakan tradisi untuk mengadakan perayaan untuk menghormati Pahlawan setelah pilihan dibuat, jadi ketika hidangan sudah selesai, aku memanggang kue sementara Ibu dan Vindy menonton TV di ruang tamu.Â
Aku mendengar mereka berbicara dan tertawa ketika menonton acara itu, mencoba berdamai dengan menjalin ikatan melalui drama kehidupan maya.Â
Aku mengoleskan berlapis-lapis gula, jenis yang enak yang dibuat dengan mentega asli. Ibu tidak suka lapisan gula dan tidak akan memakannya, tetapi Vindy dan aku menyukainya. Aku juga menambahkan ekstrak vanili asli ke dalamnya.Â
Vindy makan banyak kue. Lagipula, dia makan untuk dua orang dan aku selalu bisa mengandalkan keegoisan dirinya.Â
Sekarang dia muntah di kamar mandi. Aku bahkan tidak bisa masuk untuk buang air kecil.
Tetapi, aku rasa dia akan mati besok pagi.
Jawa Barat, 29 Maret 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI