Hati Nuning serasa mau lepas. Perasaan bahagianya hilang, tapi dia tidak mau menangis. Dia mencoba untuk marah dan berkata "Baik!" lalu pergi jika Eko tetap menjadi jahat seperti itu.
Tapi kemudian dia menatapnya, anak laki-laki yang sedih tanpa teman, dan dia merasakan sesuatu yang aneh di dalam. Dia tidak pernah memikirkan Eko, tetapi sekarang dia merasa yang ingin dia lakukan hanyalah menjadi temannya dan membuatnya merasa bahagia. Tapi bagaimana dia bisa mem buat Eko tahu itu?
Tanpa peduli apa yang mungkin dipikirkan teman-temannya, anak-anak lain, atau Suster Sophia, dia mengulurkan tangan dan memegang tangan Eko yang bebas. Eko mengangkat kepala dan menatapnya terkejut, Nuning memberikan senyumnya yang paling cerah tepat padanya.
Sebagaimana dua orang anak sepuluh tahun bisa merasakan saling suka, itulah yang masih mereka rasakan kini, empat puluh tahun kemudian.
Bandung, 28 Februari 2023