Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Kedua

15 Desember 2022   20:24 Diperbarui: 15 Desember 2022   20:56 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jadilah berakhir pengurang kematian
di hulu sungai seorang anak mengencingi mata air
salju yang seharusnya menjadi kotoran
menutupi bunga-bunga gugur berserakan
dan dibiarkan mati
kematian cinta berakhir
trotoar berlumut diam
tidak ada yang mengaduk
tidak terlihat gulma
bukan burung
dan aku sangat mabuk
hampir gagal mencapai rantai saklar lampu
maka aku bernyanyi:


jika musim semi membuatku malu
seperti angin sedingin kulitmu
dan langit suram kosong seperti hantu blau
aku cahaya yang tak pernah berani
menyentuh sehelai rambut pun di tubuhmu
kepalaku mengutuk keberuntungan semu
pelayaran pahit menjemput lupa
satu-satunya minyak licin pengurapan
mengocok acak jalan-jalan imajiner tanpa visi
seperti anak kucing kurus mencakar harga diri

lihatlah
aku mengeong

kegelapan menuang bayangku seperti kopi susu
kegelapan yang gigih menjilat dengan lidahnya yang berjelaga
kegelapan membutakan mata ketiga
gagal mencapai rantai saklar lampu
maka aku bernyanyi

Bandung, 14 Desember 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun