Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Kasat Mata

25 November 2022   09:00 Diperbarui: 25 November 2022   09:02 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iwan terbatuk tidak nyaman, mengisi kursi di depan meja Himawal.

Telinga Gugun berdenging. 'Menghilang begitu saja'? 'Tidak kembali'?

Dia sedang berdiri di sana!

"Ehm, Pak Himawal. Maaf. Sepertinya ada kesalahpahaman yang parah."

Kata-katanya mengalir darinya dengan cepat jatuh di telinga yang tuli saat Himawal dan Iwan berbicara, sepertinya dia bahkan tidak ada.

Tidak ada? Gagasan itu tidak masuk akal.

Tapi rasanya memang begitu. Selama berminggu-minggu. Dia merasa hampir yakin tapi tidak terlalu yakin.

Gugun berlari ke toilet, mengingat bagaimana dia berulang kali diabaikan. Diinjak-injak. Didorong. Diabaikan.

Mencengkeram pinggiran wastafel, dia melihat ke cermin.

Tapi dia tidak ada di sana. Yang menatap ke arahnya adalah udara kosong.

Gugun menggosok-gosok matanya kujat-kuat, menggosoknya berulang kali berharap membuat matanya berfungsi dengan baik. Namun tetap saja. Ketika dia membuka matanya, dia masih tidak melihat apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun