Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: IX. Perampokan (Part 1)

28 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 28 Oktober 2022   09:01 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Malam hari membuatku takut. Bayangan, mereka hidup. Aku takut mereka mengingatku."

-Ametia, Penyihir Kota Kembang

Ningsih lelah.

Dia telah bekerja selama hampir dua belas jam dan membutuhkan istirahat dengan darah. Diam-diam dia mengutuk Caca dalam hati karena memintanya menggantikan gilirannya. Tapi cara Caca meminta, pandangan matanya yang memelas, getar bibirnya---

Dia menggelengkan pikiran, membuang pikirannya tentang Caca dari kepalanya, sambil menegakkan kepala di atas meja. Tepat waktu, karena seorang lelaki tua dengan pakaian lusuh dan bekas luka yang menggores mata kirinya datang dengan terseok-seok ke arahnya.

 "Maaf, Nyonya," katanya. Suaranya kasar, tegang. "Saya mencari cucu saya. Mungkin Nyonya pernah melihatnya di sekitar sini."

Ningsih mengerutkan alisnya. Rumah Gajah punya pintu masuk dari sisi lain.

"Ini bukan lift untuk umum, Ki," katanya.

Lelaki itu melihat sekeliling. "Cucu saya tidak ada di sini?"

"Ki," kata Ningsih dengan tenang. "Jika cucumu ada di sekitar sini, saya pasti tahu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun