Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: IV. Lajnah Lima (Part 3)

13 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 13 Oktober 2022   09:03 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Tapi Ataya punya pikirannya sendiri. Pertanyaannya sendiri. Dan semua yang Citraloka pernah katakan padanya untuk dilakukan adalah menunggu sampai dia siap, bahwa segalanya akan menjadi lebih jelas setelah inisiasinya.

Dia sudah dewasa kini, dan dia ingin menjadi seperti yang lain. Kuat. Percaya diri. Untuk bisa berjalan menembus dinding tanpa membenturkan kepala.

"Tidak apa-apa," kata Ataya pada Sanja saat dia membuka telapak tangannya. Bola kaca melayang ke arahnya.

"Kupikir Penyihir Kota Kembang harus dimaafkan," kata Sanja. "Dia telah melakukan tugasnya dengan kemampuan terbaiknya. Dia harus pergi. Sekarang."

Saras mencondongkan badannya. "Tapi kami hanya---"

Sanja mengangkat tangannya. Dia kemudian menoleh ke Ataya dan tersenyum sedih. "Kamu harus pergi sekarang," katanya dan memeluk Ataya, membisikkan sesuatu di telinganya. Ataya terlihat bingung saat Sanja mencium keningnya. "Berhati-hatilah," katanya.

Dan Ataya menghilang.

***

"Ambu pulang," kata Citraloka sambil mengeluarkan botol dan tabung dari tasnya. "Bagaimana pertemuannya? Apakah ada kejadian menarik?"

Ataya mengacungkan bola kaca di sakunya dan memutar lidahnya dengan gugup saat dia menggelengkan kepalanya.

Citraloka sudah selesai mengeluarkan barang-barangnya dan melihat Ataya dengan alis berkerut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun