Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 36)

10 Oktober 2022   11:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Rano ingin tertawa tapi menutup mulutnya. Dia mendongak dan melihat dosen itu menatapnya. Rano meluruskan ekspersi wajahnya. Dosen melanjutkan kuliahnya.

"Kalian harus serius belajar. Ingat jumlah SKS dan IPK yang harus kalian capai di semester genap nanti. Jangan sampai kalian terlambat menyadari bahwa kalian telah menyia-nyiakan satu tahun yang seharusnya kalian manfaatkan sebaik-baiknya dengan untuk menaikkan IPK. Hukum bukanlah hal yang mudah untuk dipecahkan dan semakin lama akan semakin sulit untuk mendapat nilai bagus. Jika IPK kalian biasa saja, maka kalian...."

Anak laki-laki itu mencolek Rano lagi, tapi dia memberi isyarat bahwa dia sedang berkonsentrasi. Semua orang mengeluarkan buku catatan. Dosen mulai mengajar.

***

Kuliah berlangsung satu jam lima belas menit dan sebelum waktu habis, dosen memberi tugas. Anak laki-laki itu meletakkan bolpoinnya segera setelah dosen mendiktekan kata terakhir.

"Maaf, aku tak bermaksud mengganggumu," katanya sambil menoleh ke arah Rano.

"Tidak masalah," kata Rano.

Anak laki-laki itu ingin berbicara tetapi dosen menyela, mengangkat jari dan berteriak, "Adik-adik, tolong tenang sebentar."

Ruangan menjadi tenang. "Saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Dr. Mahmud DM, SH," katanya lalu berjalan keluar dari ruangan kuliah.

"Faisal," kata anak laki-laki itu dan mengulurkan tangannya.

Rano membalas jabat tangannya sambil menyampirkan tasnya ke bahu. "Maaf juga, namaku Rano."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun