Anak laki-laki itu mendekat. "Baik," katanya. "Kamu ikut SMPTN di mana? Kamu sudah mendaftar?" tanyanya gugup.
"Di Jakarta ini. Sudah mendaftar online," jawab Rano.
"Aku mendaftar di Yogya, Jauh, tapi sekalian mendaftar universitas swasta. Aku akan pergi ke sana hari Jumat," kata anak itu. "Bagaimana denganmu?"
"Rawamangun. Untung aku mendaftar lebih awal," kata Rano.
Anak laki-laki itu memutar matanya. Anak sombong, dia berkata dalam hati. Aku termasuk di antara sedikit murid yang bicara dengan bahasa Indonesia di sekolah ini, tapi dia tak ingat namaku. Padahal kami sekelas.
Alisnya berkerut dan wajahnya berubah masam. "Oke," katanya.
Rano balas tersenyum. "Persiapkan diri dengan baik, mudah-mudahan kita semua masuk ke jurusan yang kita pilih," katanya.
Rano masuk ke kelas untuk mengambil tasnya. Kelas X dsan XI masih ujian. Dia akan pulang duluan dari Suti.
Sebagian besar siswa masih di pekarangan sekolah sedang bermain. Rano pulang untuk mempersiapkan dirinya menghadapi SNMPTN.
Berjalan ke kelas untuk mengambil tasnya, melwati ruangan XII IPA1, dia melihat Anhar dengan kepala menunduk dan matanya tertuju pada bukunya. Anhar mengangkat kepalanya menoleh perlahan dan mereka saling melambai.
"Mau pulang?" tanya Anhar.