Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 13)

17 September 2022   16:52 Diperbarui: 17 September 2022   17:00 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tadi berpikir untuk mampir dan membawa beberapa bunga," katanya. "Biar tempat ini lebih cerah sedikit."

Aku melihat sekeliling ruangan. "Memang keliahatannya lebih menyenangkan," aku mengakui. "Bagaimana ibu tahu aku akan kembali hari ini?"

"Aku lagi berberes tadi pagi waktu Nona Ratna menelepon memberi tahu," jelas Bu Sulis. "Dia bilang dia mendapat pesan dari Bapak."

Aku mengangguk spontan dan mengambil setumpuk surat. Sebagian besar tampaknya merupakan brosur iklan yang disusupkan pengelola apartemen ke bawah pintu. "Ibu baik sekali," gumamku.

Meski terkesan cerewet, dia sebenarnya hanya ingin lebih ramah.

"Aku sudah membuatkan teh hijau," lanjutnya. "Aku pikir Bapak seharusnya minum the hijau yang menyehatkan dan membuat tubuh segar."

"Aku rasa aku baik-baik saja," jawabku. "Ada pesan masuk untukku, Bu?"

"Ya," katanya, dahinya berkerut mencoba mengingat-ingat. 'Tuan Joko Seng menelepon tiga kali. Panggilan terakhir hanya setengah jam sebelum Bapak datang."

"Joko Seng?" tanyaku. "Hmm, bukan nama yang aku tahu. Ibu yakin yang Ibu dengar Namanya begitu?"

"Hmm!" Bu Sulis mengangkat alisnya. "Pak Handaka," katanya dengan penuh semangat, "pernahkah aku salah ngasih nama?"

'Tidak pernah," jawabku jujur. "Apakah dia mengatakan siapa dia dan apa yang dia inginkan? Aku harap dia tidak mencoba menjual sesuatu kepadaku."

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun