Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sensual

17 September 2022   15:00 Diperbarui: 17 September 2022   15:07 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ulyssesalvarezlaviada.medium.com

(1)

aku adalah penjaga malam dengan mata tertutup
aku adalah warga kegelapan yang berkeliaran terlalu jauh dari negeri mengangguk
kamu adalah paus biru cantik yang tak terlihat
mengambang setiap hari di langit siang
aku mengagumimu dari jarak yang tidak bisa diukur

bocah laki-laki menyelesaikan bacaannya di atas panggung
duduk di belakang pilar di auditorium.
dia telah menyampaikan kata-katanya sambil melihat langsung ke guru bahasa
yang cantik
duduk di barisan depan
bertanya-tanya apakah ada yang memperhatikan

Seorang bijak pernah menulis
'wanita tua yang menarik
selalu membingungkan orator muda yang ambisius.'

(2)

kekasihku tubuhnya indah
pikiran yang hidup yang pernah mengatakan kepadaku
secara sepintas kupikir saat itu,
dia telah belajar tari perut.

Meski aku dan dia melakukan semua jenis arabesque
dan jenis liuk lainnya bersama-sama
entah bagaimana ku tak pernah memiliki kecerdasan-
atau mungkin keberanian
memintanya menari solo

kupikir aku mengerti
mengapa hari ini, tahun-tahun kemudian
setiap kali melihat film atau acara tv atau bahkan poster tentang penari perut
jiwaku hancur tersiksa kehilangan

(3)

keadaan pikiran yang sangat maju terutama yang memungkinkan seseorang untuk melihat
bahwa anak remaja dengan senang hati memutar-mutar ponselnya
memutar pinggulnya
menggoyangkannya dari kepala hingga kaki,
rapuh,
gemetar bagai nenek tua membuat kode semafor
gejala shock
bahkan sebelum didorong ke ruang pra-operasi di rumah sakit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun