Tidak berhasil karena itu di luar pemahamannya yang terbatas dan dia hanya memberi isyarat kepadaku untuk bergabung dengannya dalam penjelajahan jauh ke kedalaman.
Saat matahari terbenam di bawah ombak, aku ditinggalkan dengan hati yang kosong. Bukan kosong dari cinta, karena saat itulah aku menyadari bahwa hatiku yang malang tidak membawa cinta -- melainkan beban yang membawa ikatan kewajiban. Malam itu aku tahu aku bisa memiliki semuanya, tetapi pertama-tama, aku harus mendapatkan kembali hidupku.
Dan aku berenang. Aku berenang engarungi lautan makna sehingga tidak perlu berenang dengan panik lagi.
Kembali ke darat, pasir masih menyimpan sisa kehangatan hari itu. Kerikil dan kulit kerang berkilauan di sana-sini, diberi kehidupan baru oleh cahaya bulan purnama. Air pasang mulai surut dan begitu juga aku, mengucapkan selamat tinggal diam-diam kepada gadis dari laut.
Bulan berkedip ditelan oleh awan yang lewat. Aku tersenyum, puas mengetahui bahwa sesuatu yang istimewa sudah dekat. Aku hanya perlu melihat sesuatu yang palsu untuk dapat menemukan yang asli.
Mungkin belahan jiwaku akan berasal dari duniaku dan mungkin dari dunia lain, tapi satu hal yang pasti.
Aku dan dia akan menghabiskan sisa hidup kami dengan membubung tinggi bersama tanpa ada yang dibiarkan tenggelam.
Bandung, 4 September 2022