Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Ketik

1 Agustus 2022   21:14 Diperbarui: 1 Agustus 2022   21:21 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masalahnya, saya cenderung bereaksi berlebihan," kataku.

"Mungkin," kata kurir ojek online.

"Tidak, saya yakin bahwa saya bereaksi berlebihan," kataku lagi.

"Itu juga mungkin," katanya.

"Serius," kataku, "ini tidak mungkin hal paling gila yang pernah terjadi. Maksud saya, hal semacam ini mestinya terjadi setiap saat. Saya yakin mereka memiliki selera humor tentang hal itu pada saat ini."

Universitas Nusantara ingin aku menulis tentang hal-hal favorit, memintaku untuk menuliskan esai tak lebih dari dua ratus kata.

Yang paling aku sukai adalah ikan lumba-lumba, tetapi terjadi sedikit kesalahan ketik gara-gara autocorrect.

"Yang saya sukai," tulisku, "adalah l*nte-l*nte. Mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan yang luar biasa anggun. Saya suka karena mereka mulus meski berlendir dan basah. Saya ingin berenang bersama mereka di laut dan menempelkan pipi saya ke lesung pipi mereka dan membantu mereka menggosok gigi. Saya juga sering membayangkan masuk dalam saudara sepupu mereka yang besar dan gendut, seperti cerita dalam kitab suci." Dan seterusnya, dan seterusnya.

"Bapak tahu," kataku kepada kurir, "ini seharusnya menjadi peluang buat saya. Maksud saya, saya seharusnya termasuk dalam 25 mahasiswa biologi kelautan paling berkualitas yang mereka inginkan. Tapi sekarang saya menjadi yang terdepan di antara penggemar prostitusi."

"Bisakah Anda menerima amplop ini?" dia berkata. "Masih banyak yang harus saya antar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun