Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bumi Bersatu

17 Januari 2022   15:03 Diperbarui: 17 Januari 2022   15:08 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memang sedang menunggu, tapi tak urung melonjak kaget ketika pintu diketuk.

Ketika membuka pintu, adik perempuanku berdiri di hadapanku.

"Lisa, astaga, apa kabarmu?" Aku menariknya ke dalam pelukanku. Terakhir aku melihatnya dua belas tahun silam sejak dipindahkan bekerja ke Hanoi Moi. Ketika aku mencengkeram bahunya, dia menatapku seolah dia tidak mengenaliku.

"Ada apa? Apakah ibu sakit?"

"Tidak. aku..." Air mata mengalir di pipinya.

"Katakan padaku!" Aku mengguncangnya untuk mencari tahu mengapa dia begitu sedih.

Dia mengangkat sebuah map. Adasegel bank data Bumi Bersatu, seperti punyaku. "Aku datang ke sini untuk menemui pasangan DNA-ku."

Mungkin wajahku sama pucatnya dengan dia. Lututku lemas dan aku ambruk ke satu-satunya kursi yang kumiliki. "Maksudmu...."

Dia mengangguk padanya.

"Oh, Lisa. Maafkan aku. Sudah berapa lama kamu menunggu?"

"Sembilan tahun. Aku pikir akhirnya aku menemukan jodohku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun