Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kue Keberuntungan

10 September 2021   20:43 Diperbarui: 10 September 2021   20:48 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruben tidak percaya takhayul.

Dia tidak pernah berbalik karena seekor kucing hitam melintasi jalannya. Tidak ragu membuka payung saat masih berada di lobi gedung. Tidak khawatir berjalan di bawah tangga, dan tidak pernah sekalipun dia mengubah rencana hanya karena kebetulan hari Jumat tanggal tiga belas.

Tetapi ketika dia tidur malam itu, dia tidak bisa menghilangkan bayangan kue kosong dari benaknya.

Tidak ada keberuntungan. Apa artinya?

Dia berpikir keras. Karirnya baik-baik saja. Dua kali promosi dalam dua tahun di jalur menuju direksi. Rumahnya bagus. Oke, bukan rumah, tapi kondominium. Namun dia membelinya di bawah harga pasar dan dia dapat menjualnya untuk ditukar dengan rumah dalam beberapa tahun ke depan. 

Mobilnya model terbaru 380 Classic Beemer, dan kesehatannya prima. Mungkin menambah jadwal nge-gym akan lebih baik lagi.

Bahkan, situasi asmara sedang naik. Dia baru saja kencan kedua dengan si seksi imut rambut cokelat magenta dari HR dan mereka akan menonton film midnight akhir pekan depan.

Jadi, ada apa dengan omong kosong kue tidak beruntung? Dia memiliki lebih banyak keberuntungan daripada orang lain yang dia kenal. Kue keberuntungan itu salah, hanya itu.

Dalam tidurnya yang gelisah, dia bermimpi tentang lelaki Cina tua kecil, menggelengkan kepala dengan sedih ketika memandangnya. Berkali-kali dia terbangun. Seprai basah kuyup oleh keringatnya yang membanjir.

Dia bertanya-tanya apakah dia keracunan makanan. Setiap kali bangun, hal pertama yang dia pikirkan adalah kue keberuntungan yang kosong.

Pagi tiba dan Ruben merasa dirinya remuk, lemah dan lelah. Dia mencoba bangun untuk berangkat kerja, tetapi hampir semaput di kamar mandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun