Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Belas Kematian

14 Juni 2021   22:04 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Rena tewas untuk kesebelas kalinya. Aku tidak ingat bagaimana.

Tidakkah kamu ingin mendengar lebih banyak tentangku? Yang dia lakukan hanyalah mati. Aku cukup pintar untuk mencoba menyelamatkannya.

Aku juga memiliki kehidupan, tetapi yang kamu tahu hanyalah bahwa aku seorang penyair, aku punya tuksedo untuk dukacita, dan aku mencintai Rena.

Apakah hanya itulah aku ketika tidak bisa menceritakan kisahku?

***

Dia bagai bayangan pada pagi kedua belas. Bayangan yang indah, tetapi bayangan yang tetap sama seperti hari-hari sebelumnya.

Ketika dia bernyanyi, dia membuka matanya.

Lampu gantung itu jatuh. Ketika benda itu menimpanya, Rena roboh. Lengan terentang dan darah menyembur dari tengkoraknya yang retak. Matanya yang kosong tertuju padaku. Aku diam, tak menyentuh benda yang melingkar di pergelangan tangan kiri.

Aku ingat mengapa aku percaya pada takdir.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun