Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah Menangis dan Langit Meratap

12 Desember 2020   02:07 Diperbarui: 12 Desember 2020   09:07 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantas dimana terbaiknya manusia sebagai mahluk? 

Jiwaku meronta tak kuasa

Bersimpuh di atas tanah

Merenung di bawah langit

Jika manusia mahluk terbaik

Bukankah darah terlarang tumpah atas sesama manusia ? 

Mengapa fitnah jadi jalan utama capai hasrat? 

Tak elok ku bercermin

Tak berani mendongak 

Menyerahlah wahai manusia seru tanah dan langit

Menyerah dari kesombongan dan kecongkakan 

Sadari waktu akan tiba saatnya tak berdetak

(Isk) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun