Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tidak Sengaja

14 Juni 2020   08:26 Diperbarui: 14 Juni 2020   08:46 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Kelam sekali pagi itu

Derap langkah menuju ke langit hitam

Entah apa yang ada di kepala sang penabur air penghancur

Semua menghancurkan 

Bukan hanya mata Novel Baswedan kau rusak

Mata keadilan kini jadi korban berikutnya

Tak letih kau lawan semua perintang

Hingga seakan Tuhan tak bisa melawanmu

Hancurlah harapan keadilan maha megah

Kembali merangkak dari bawah

Sadarkan kita setan besar menghadang nyata

Hanya menangis dan bersimpuh di bawah kaki sang durjana

Dalam perih lahir dan batin 

Masih ada secuil asa keadilan

Walau tahu terbentur dinding tinggi menjulang

Tak hanya memar benturan tapi nyawa bisa hanyut

Akan tiba waktunya saat dinanti

Dinding tinggi itu runtuh 

Ingatkan hikayat usang

Raja Namrud "Sang Tuhan" kalah oleh seekor nyamuk

Tak ada kefanaan kekuasaan 

Apalagi tidak sengaja berkuasa

Kepalan tangan tidak sengaja menghantam

Tirani pun tak sengaja mendulang nestapa

Berkuasalah wahai sang "Tidak Sengaja"

Menarilah dalam tangismu dengan mata nanar

Kutahu kau pun menangis dalam lubang kegelapan

Darah dan pandanganmu menjadi gelap 

Kau tak mampu keluar dari nurani putihnya

Sebab kadung bergelimang lumpur kenikmatan

Hanya rasa ketakutan akan tercerabut dari kenikmatan

Kau abai memanusiakan manusia

Semua terus menggelinding

Nanti pengikutmu pun abai atas tongkat perintah sang "Tidak Sengaja"

Hingga waktu tunjukkan saatnya kau terkapar

Semua berkata "Tidak Sengaja" jatuhkanmu

(Isk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun