Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Nestapa Hati

2 Juni 2020   02:19 Diperbarui: 2 Juni 2020   02:22 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : MEDANHEADLINES.COM

Jalan gelap telah terlampaui

Semua sudah jadi sahabat

Cerita duka dan lara

Hingga tak tahu rasanya luka

Lembayung senja lekat dengan air mata

Bukankah wuwungan batin lebih lapang

Raga tak jadi soal

Hati tak bisa diukur

Lebur jiwa ketika haluan terusik

Terima apa yang hujan telah teteskan

Dimana bayan tetap menyeruak di antara redup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun