Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diam Menatap Ratapan Singgasana

4 Mei 2020   21:35 Diperbarui: 4 Mei 2020   21:35 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada debu pertarungan sudah mendekat

Sepakan keras bisa saja jungkalkan singgasana

Teriakan singgasana sudah sayup terdengar

Aku masih bersama orang tak berbaju

Coba menjauh hingga ke bukit yang lebih tinggi

Dari ketinggian bisa kulihat siapa yang berhasil mendudukimu wahai singgasana

Jelas ada yang terkulai dan terluka diantara pertarungan

Singgasana semakin bersedih  dan terus meratap

Singgasana tahu aku bersama orang tak berbaju menjauh

Kini singgasana hanya bisa diam tertunduk diduduki petarung juara

Tawa congkaknya membahana membelah jagad raya

Duka singgasana sangat panjang menanti sang pembebas

Ksatria tak berbaju ...

(Isk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun