hujan, dia merasa cukup mendengarkan. Sama sekali tidak mengacuhkan, nampak jelas bisa aku andalkan.
Malam ini aku berbincang dengannyaRintiknya yang membasahi bumi, membentuk titik demi titik. Tanah itu basah dibuatnya, jauh dari kekeringan. Begitupun dedaunan, Menikmati itu semua. Kesegaran, menyegarkan.
Aku bertanya, rintiknya meluas. Aku terdiam, derasnya diturunkan. Sekali lagi aku mengajukan tanya kepadanya, derasnya menghilang.
"Begitu indah semesta alam, ragam gambaran. Hukum alam beserta pesonanya, kasih sayang semesta yang berkenan disapa, lalu menyapa."
Malam ini aku disuguhi keadaan. Rintik menetes di daun itu, mataku menoleh. Lalu daun itu hendak aku petik, rintik-rintik itu memberikan isyarat tidak boleh.
Malam ini aku berbincang dengannya hujan, dia temaniku berceloteh. Suaraku sekadar mencoba menepis kesunyian, pelan. Suaranya jauh lebih lantang, menyuarakan semangat tanpa terpikat bergerak lambat.
Malam ini aku berbincang dengannya hujan, deras itu kembali diturunkannya. Aku berpamitan, undur diri. Memasuki satu ruangan, menuju peraduan.
"Derasnya masih terdengar, menemani. Rintiknya telah berlalu, mungkin esok akan kembali lagi."
Malam ini aku sempat berbincang dengannya hujan, lalu aku sudahi. Basah itu serupa lumrah, deras itu serupa terbebas. Lalu rintik- rintik itu, serupa pelan yang menghadirkan rasa nyaman.