Mohon tunggu...
Awaludin Rauf Firmansyah
Awaludin Rauf Firmansyah Mohon Tunggu... Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Just Sharing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Musim Sensasional Berujung Eksodus Pemain: Kisah Monaco, Ajax, dan Leverkusen

14 September 2025   10:53 Diperbarui: 15 September 2025   08:26 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso, mengangkat gelar trofi juara Bundesliga setelah timnya menang 2-1 atas FC Augsburg di BayArena, Sabtu (18/5/2024). (STUART FRANKLIN/AFP) 

Dewasa ini kita tentu mengakui sepakbola menjadi olahraga yang paling populer dan digemari oleh khalayak seantero bumi. Dalam perjalanannya, revolusi taktik hingga perkembangan teknologi terus menyertai dan menunjukkan kedinamisannya sendiri. 

Kedinamisan di dunia sepakbola seringkali menghadirkan kejutan-kejutan tak terduga baik di lapangan maupun diluar lapangan. Dari dalam lapangan.

Beberapa klub besar silih berganti bisa menampilkan permainan terbaik di minggu ini dan minggu berikutnya harus merasakan dibantai oleh tim-tim kecil yang tak diunggulkan. 

Hal semacam itu bahkan bisa memutus dominasi dari klub yang jauh lebih mentereng prestasi dan kualitas pemainnya. Kita sungguh ingat kala Leicester City laksana di negeri dongeng ketika berhasil merengkuh gelar Premier League musim 2015/2016 mengalahkan pesaing yang cukup reguler seperti Man City, Arsenal, dan juara bertahan Chelsea yang lebih dijagokan. 

Bahkan hal tak biasa juga menular ke Spurs yang kala itu on fire namun hanya bersyukur finish di second lane. Tak hanya impresif, Leicester juga berhasil mengorbitkan bintang baru seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, Danny Drinkwater hingga N'golo Kante. 

Beruntungnya, keseimbangan tim masih terjaga hingga beberapa musim selanjutnya karena Leicester enggan melepas bintang bintangnya dengan mudah (kecuali Kante), cukup berbeda dengan beberapa klub dibawah yang harus "bedol desa" bahkan setelah beberapa saat saja selepas parade juara karena larisnya pemain di lantai Bursa.

AS Monaco

Monaco tendang City di 16 besar UCL 2017 (Sumber : Bleacher Report/Oli Scarff)
Monaco tendang City di 16 besar UCL 2017 (Sumber : Bleacher Report/Oli Scarff)

Dari Pulau kecil selatan Prancis, Monaco menggebrak eropa dengan rentetan hasil mentereng, menjuarai Liga domestik dan menjadi semifinalis Liga Champions 2016-2017. 

Digawangi Radamel Falcao, Bernardo Silva, Fabinho, hingga rising star yang bisa kita lihat kiprah apiknya hingga hari ini, Kylian Mbappe, klub asuhan Leo Jardim ini berhasil memutus dominasi juara PSG sejak 2013. 

Total, saat itu Monaco berhasil mengemas 95 poin dengan 30 kemenangan, unggul 8 angka dengan PSG di posisi kedua. Setali tiga uang dengan kompetisi liga, di Piala Liga dan Champions League, Monaco tampil impresif dengan torehan runner up Coupe de La Ligue serta menjangkau semifinal UCL, menyingkirkan Man City dan Dortmund pada fase Knock Out. 

Musim itu pun menjadi panggung perdana Kylian Mbappe yang mampu menyihir seantero eropa walaupun pada akhirnya harus puas disingkirkan Juventus di Semifinal.

Sayang, selepas juara, eksodus pemain Monaco tak bisa dihindari. Bintang-bintang inti seperti Bernardo Silva, Benjamin Mendy, hingga Tiemoue Bakayoko ditarik ke Liga Inggris berikut bintang utama Kylian Mbappe yang dipinjamkan langsung ke runner up PSG. 

Kepergian pemain-pemain bintang ini sebenarnya juga dibarengi dengan datangnya pemain-pemain berpengalaman seperti Stevan Jovetic, Diego Benaglio, Soualiho Meite hingga Rachid Ghezzal namun ternyata masih belum cukup untuk menahan laju PSG yang kala itu kedatangan Neymar. Monaco pun harus puas finish di posisi kedua klasemen Ligue 1 musim 2017/2018.

Ajax Amsterdam

Selebrasi Dusan Tadic kala melawat ke Bernabeu 2019 lalu (Sumber : Sky Sports)
Selebrasi Dusan Tadic kala melawat ke Bernabeu 2019 lalu (Sumber : Sky Sports)

Dibawah kepemimpinan Erik Ten Hag, Ajax mulai kembali menunjukkan geliatnya tak hanya di kancah domestik namun juga bertaji di Liga Champions. 

Berbekal pemain-pemain muda sekaliber Mathijs De Ligt, Noussair Mazraoui, Frenkie De Jong, Hakim Ziyech hingga David Neres, plus pemain senior Dusan Tadic, serta Daley Blind, Ajax menjadi kuda hitam dan membuat klub-klub eropa kelimpungan. 

Puncaknya, Ajax berhasil menyingkirkan Madrid di babak knockout UCL kala itu dengan cukup fantastis, menang 4-1 di Bernabeu. Sayangnya hattrick sensasional Lucas Moura (Spurs) di leg kedua semifinal meruntuhkan harapan Hakim Ziyech CS untuk meraih Treble Winners kala itu.

Selepas musim.sensasional, pemain ajax laku keras di lantai bursa. Tercatat dalam dua musim terakhir Ajax ditinggal pilar-pilar intinya, mulai dari Mathijs De Ligt (Juventus), Frenkie De Jong (Barcelona), Lasse Schone (Genoa), Kasper Dolberg (Nice), Hakim Ziyech (Chelsea), Sergino Dest (Barcelona) hingga Donny Van de Beek (MU). 

Meski ditinggal beberapa pilar intinya, Ajax masih terus melaju dengan juara 3 kali berturut turut Eredivisie  meski pada akhirnya tak bisa berbicara banyak lagi di kompetisi Eropa. Penurunan signifikan Ajax pun baru terjadi kala Erik Ten Hag bengkang ke Manchester United tahun 2022 lalu.

Bayer Leverkusen

Selebrasi Victor Boniface tatkala bersua West Ham (Sumber : Future Media News)
Selebrasi Victor Boniface tatkala bersua West Ham (Sumber : Future Media News)

Sebagian besar fan sepakbola mungkin tak tahu bahwasanya Leverkusen baru meraih trofi Bundesliga pertamanya musim 2023/2024 yang lalu. 

Itu akan jadi musim yang akan dikenang sepanjang masa itu, Leverkusen benar-benar digdaya hingga nyaris meraih Treble gemilang. 

Menurunnya Bayern, karena gonjang ganjing pergantian pelatih dan kemampuan taktikal Xabi Alonso dalam meramu pemain berhasil meruntuhkan dominasi Bayern selama 11 musim. 

Di era ini nama-nama tenar seperti Victor Boniface, Alejandro Grimaldo, hingga Amine Adli mencuat ke permukaan. Statistik kompetisi domestik nya pun sempurna, Leverkusen melaju di Bundesliga dan DFB Pokal tanpa kalah. Hasil demikian tampaknya akan menular ke Europa League, namun asa itu pupus karena secara tragis dibantai 3-0 di final kontra Atalanta.

Kini, Leverkusen bak kembali ke habitat semula, setelah melepas hampir 8 pemain bintangnya dalam datu jendela transfer (Wirtz, Boniface, Hradecky, Xhaka, Adli, Frimpong, Tah, dan Hincapie), tim ini pun cukup kelimpungan dan gagal menang dalam dua laga awal Bundesliga. 

Imbasnya, Erik Ten Hag yang baru dua bulan melatih harus dipecat sangat dini, meninggalkan lubang yang kini diisi Kasper Hjulmand. Mantan pelatih Denmark ini wajib membenahi kapal yang baru ditinggal nahkoda dan awak terbaiknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun