Mohon tunggu...
Auxilla Nanda
Auxilla Nanda Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

@auxillananda

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

About You (2)

20 Februari 2024   07:19 Diperbarui: 20 Februari 2024   07:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Do you think I have forgotten?

Do you think I have forgotten?

Do you think I have forgotten

About you?

 

Aku tidak akan pernah lupa pada saat pertama kali bertemu dengannya. Bertemu dengan Samudra. Samudra dengan rambutnya yang panjang terlihat berantakan saat ia melangkahkan kakinya yang dipercepat untuk mengelilingi lapangan. Dengan matanya yang menatap awas namun teduh. Saat itu aku sedang bersepeda dan memutuskan untuk beristirahat di pinggir lapangan. Tanpa sengaja mata kami bertemu lalu berpaling kembali. Saat itu aku tidak mempedulikannya. Beranggapan bahwa itu adalah orang asing yang sedang lari pagi dan kami tidak akan pernah bertemu kembali.

Aku tidak akan pernah lupa pada saat pertama kali melihatnya menggiring bola dan mencetak gol. Lalu tanpa aku sadari, aku memberinya tepuk tangan riuh dengan penonton lainnya. Entah dunia ini yang sempit atau aku kurang menjelajahinya, ternyata ia adalah seseorang yang dekat dengan salah satu anggota keluargaku. Oleh karena itu, saat itu aku duduk bersama keluargaku untuk melihat pertandingan tersebut. Aku ingat sekali pada saat itu sedang hujan. Tetapi pertandingan tetap dilanjutkan dengan antusias. Saat itu, pertandingan berakhir seri yang diharuskan adu pinalti. Membuat jantung para penonton berdegup cepat dan tidak berselera untuk meneguk maupun memakan makanan dan minuman yang telah mereka bawa. Adu pinalti pun dimulai dan tim lawan tidak memegang keunggulan. Dengan pemain terakhir yang akan menendang, Samudra yang harus memasukkan bola terakhir agar tim kami menjadi juara. Prittt... Samudra mengambil beberapa gerakan awal dan bum. Bola menembus pertahanan penjaga gawang. Sontak kami berdiri untuk menyalurkan kebahagiaan kami. Aku juga ikut menyoraki. Tetapi pada saat itu, Samudra terlihat berlutut untuk mengucapkan Syukur kepada Tuhan-Nya. Lalu ia melihat ke arah bangku penonton -- pada ibunya dan tersenyum.

Aku juga tidak akan pernah lupa pada saat aku mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk melihatnya bermain bola. Tetapi tidak di kotanya. Melainkan di kotaku. Saat itu aku mendapatkan tugas ekstrakurikuler untuk mendokumentasikan ekstrakurikuler sepak bola latih tanding dengan club dari SMA luar kota. Aku hanya berfikir mungkin tamunya tidak akan dari sejauh itu. Ternyata dugaanku salah. Itu adalah SMA Samudra. Dengan Samudra yang memimpin timnya. Hingga aku tidak bisa fokus untuk mendokumentasikan pemain dari SMA-ku saja. Tak sengaja lensa kameraku fokus pada Samudra dan mengambil gambar saat ia menggiring bola dan saat ia mengarahkan timnya. Foto itu terlihat indah. Dengan porsi Cahaya dan warna yang sudah cukup tanpa diedit kembali. Hingga akhirnya latih tanding itu usai dan aku kembali ke sekolah. Memindahkan foto yang aku ambil dan membagikannya kepada ekstrakurikuler sepak bola. Tanpa aku ketahui, mereka juga mengirimkan kepada tim SMA Samudra. Hingga pada sore itu, aku mendapatkan sebuah notifikasi yang tidak aku duga sebelumnya. Tertera akun Instagram Samudra mulai mengikuti akun pribadiku. Dengan perasaan yang tidak bisa aku jelaskan pada saat itu, aku mulai menyetujui dan mulai mengikutinya kembali. Pada saat itu aku tidak tahu apa tujuannya untuk mengikuti laman instagramku. Mungkin ia bertanya pada anak-anak ekstrakurikuler tentang siapa yang mendokumentasikan pertandingannya tadi. Atau mungkin tidak sengaja lewat di berandanya dan sekedar mengikuti saja. Entahlah.

Mungkin pada saat itu, aku telah kagum kepadanya. Tetapi di waktu yang sama, aku menyadari. Bahwa ia bukanlah siapa-siapaku. Aku meyakinkan diri bahwa ini adalah perasaan sesaat yang muncul. Karena setelahnya kami tidak bertemu karena aku melanjutkan Pendidikanku di kota orang lain dan ia berada di kota masa kecilku. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita bertemu. Tetapi pada saat aku mendapatkan notifikasi tersebut, entahlah. Aku tidak bisa menjelaskan tentangnya pada saat itu. Pada saat itu aku hanya berharap bahwa aku akan mendapat kesempatan lagi untuk melihatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun