Mohon tunggu...
auraayupermadani
auraayupermadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga bermanfaat

Apapun yang diniatkan dengan ibadah, maka apapun takkan ada yang si-sia:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sedikit Hal tentang Santri

20 Oktober 2021   20:42 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:23 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara multikulral, dimana Indonesia memiliki banyak keragaman baik dari ras, suku, budaya, dan salah satunya adalah agama. Indonesia memiliki 5 agama yang resmi diantaranya: Islam, Kriten, Hindu, Budha, dan Konghucu. Dalam beragama, di Indonesia mempunyai kebebasan untuk memeluk agama dan mempercayai akan tuhannya masing-masing. Dalam beribadah kita juga diberi kebebasan tanpa ada paksaan dalam menjalankan. Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam. Agama Islam di Indonesia mudah diterima oleh masyarakat luas karena masuk islam juga begitu mudah dan tanpa ada kekerasan.

Salah satu faktor yang mendukung islam begitu menyebar di Indonesia salah satunya adalah Pesantren. Pesantren di Indonesia banyak ditemukan disetiap daerah, dengan ditunjang banyaknya pesantren para orang tua ataupun ananknya sendiri berkeinginan untuk masuk ke pesantren dan menjadi seorang santri. Santri merupakan sebutan untuk seseorang yang mengikuti pendidikan di pesantren. Banyak hal yang bisa diambil maanfaatnya ketika seorang santri memasuki pesantren, dari memperdalam ilmu agama, lebih mendekatkan diri kepada Allah, berusaha mendapatkan keberkahan, kemandirian, dan belajar beradaptasi.

Dalam sebuah pesantren para santri juga bisa belajar banyak hal tentang kehidupan, dimana para santri belajar akan hidup yang sederhana, di saat teknologi yang semakin berkembang dengan pesat, para santri malah dibatasi untuk menggunakan telephone, bukan hanya penggunaan telepohone tapi ada juga pembatasan dalam menggunakan pakaian. 

Memang sulit untuk menjalaninnya tapi seorang santri harus terbiasa sabar dan ikhlas, baik dalam menaati peraturan, melaksanakan kegiatan, dan ikhlas dalam menuntut ilmu. Tak hanya itu, seorang santri juga harus belajar akan kemandirian, baik dalam urusan mencuci pakaian, mengatur keuangan, dan perihal makanan yang disediakan. Jadi seorang harus santri kuat mental, pikiran dan tetep berpegang teguh akan apa yang pertama kali santri niatkan.

Pesantren juga mengajarkan tetang bagaiamana cara berdaptasi dengan lingkungan sekitar, teman, dan kegiatan. Pasti lingkungan pada saat dirumah dengan di pesantren memanglah berbeda, lingkungan juga akan mempengaruhi bagaimana seorang santri dalam berproses. Dengan kegiatan yang penuh, seorang santri juga harus pintar-pintar dalam mengatur waktunya, dan temanlah yang biasanya juga mempengaruhi akan aktivitas-aktifitas yang akan dilalui, seperti halnya teman akan mempengaruhi pola fikir, disaat seorang santri bergabung dengan santri yang aktif, dia juga akan terpancing juga untuk aktif, jadi berhati-hatilah dalam pertemanan.

Seorang santri bukan hanya tentang kesederhanaan, kemandirian, dan belajar adaptasi, tapi seorang santri memiliki peran yang sangat banyak di era yang semakin maju, akhlak yang semakin hilang, banyak kekerasan yang terjadi, zina dan lain-lain. Peran seorang santri di sini adalah yang paling penting, dimana kita harus bisa saling meningatkan, mengkuatkan satu sama lain, dan bersama mengarahkan pada jalan yang lurus. 

Santri juga bisa menggunakan salah satu media untuk memberikan pendalaman ilmu melewati media sholawat dan penceramahan. Santri juga bisa berkontribusi dalam organisasi masyarakat dengan menanamkan ilmu dari usia muda, memberi tahu hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan, dari ilmu yang diperoleh santri ketika mengenyam pendidikan di pesantren.

Seorang santri generasi muda juga harus mempunyai kepribadian yang baik, generasi yang bertanggung jawab, menjadi contoh yang baik, dan seorang santri juga tidak cukup dalam penguasaan di bidang keagamaan saja melainkan harus bisa menjadi seorang santri yang intelektual, tangguh, dan kuat. 

Bagaimana kita bisa menumpas hal-hal yang tidak baik ketika kita tidak punya pegangan hidup yang kuat. Tapi ketika seorang santri mengalami turunnya keimanan, yang harus dilakukan adalah perbaiki sholat untuk tepat waktu, selalu menginggat Allah, dan sering-seringlah mendengarkan ceramah atau sholawat.

Ketika ada pertermuan pasti ada perpisahan, perpisahan dalam suatu hubungan itu pasti akan terjadi dan seorang santri pasti akan sangat merindukan pesantren, dimana seorang santri yang bercanda tawa, bermain, dan dari kejadian yang dialami setiap kegiatan dengan temannya akan dirindukan dihari-hari yang akan datang. 

Kebersamaan yang begitu melakat, dari mengantri mandi, makan bersama, berangat sekolah dan sampai selesai kegiatanya, itupun diulang-ulang untuk beberapa tahun. Jadi tak salah apabila seorang santri akan sangat merindukannya, dan memang pesantren juga merupakan tempat yang benar-benar indah, setiap kegiatan kecil yang dilakukan bisa menjadi suatu kenangan yang tak terlupakan. Pertemanan yang begitu dekat yang layaknya seperti keluarga sendiri.

Setiap belajar akan sesuatu memang pasti ada suka dukanya, ketika seorang santri yang tak bisa terpisah jauh dengan orang tua, bukan berarti orang tua tidak sayang. Tapi mereka menginginkan anaknya menjadi amal jariahnya, anak yang bisa selalu mendoakan orang tuanya, dan anak yang mempunyai banyak pengetahuan akan agamanya.

Apalagi seorang anak yang bisa menghafal Al-Qur'an, malah dia bisa membawa tujuh orang yang dia sayangi untuk masuk syurga dan memberikan sebuah mahkota untuk kedua orang tuannya. Memang tidak semua santri bisa menjadi seorang yang bener-bener mempelajari ilmu di pesantren, pasti ada pula yang bisa dikatakan agak bandel, tapi setidaknya dia sudah mengenyam bangku pesantren dengan ilmu-ilmu yang telah dia pelajari.

Bukan tempat dimana kamu berproses tapi bagaimana kamu berproses. Jadi sebagus dan sebiasa apapun Pesantren yang para santri tempati semuanya tergantung terhadap cara santri tersebut dalam berproses. Jadilah orang yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan berharaplah akan sebuah keberkahan. Patuhi dan hormati orang-orang yang memberikan kita ilmu, baik dari Kyai, ustadz, guru, dan orang tua, dan jangan lupakan jasa-jasa yang telah memberikan kita ilmu hingga bisa menjadi seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun