Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Februari 2024 Harga Beras Naik, Perlukah Audit?

27 Februari 2024   11:03 Diperbarui: 27 Februari 2024   13:13 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Dalam pandangan saya harga beras merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai komoditas pangan utama, beras memiliki andil besar dalam inflasi dan pengeluaran rumah tangga. Oleh karena itu, kenaikan harga beras dapat berdampak negatif bagi daya beli dan kemiskinan masyarakat.

Kalau diamati pada bulan Februari 2024 ini, harga beras di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan di sejumlah daerah, bahkan mencapai rekor tertinggi. Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata nasional harga beras medium terhitung naik Rp 800 per kg menjadi Rp 14.300 per kilogram, sedangkan beras premium naik Rp 1.020 per kg menjadi Rp 16.400 per kilogram. Harga beras premium di seluruh provinsi Indonesia sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada 23 Februari 2024. Beras premium paling mahal berada di Papua Tengah, yakni Rp 27.810 per kg, sedangkan beras premium paling murah berada di Aceh, yaitu Rp 14.600 per kg.

Apa penyebab kenaikan harga beras ini? Apakah ada kaitannya dengan bantuan sosial (bansos) beras yang diberikan oleh pemerintah Jokowi kepada masyarakat miskin dan rentan? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan pendekatan empiris dan gejala sosial.

suara.com
suara.com

Penyebab Kenaikan Harga Beras

Kalau diperhatikan  hasil analisis yang dilakukan oleh berbagai sumber, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras di Indonesia, antara lain:

- Faktor cuaca. Perubahan iklim akibat fenomena El Nino telah mengakibatkan kekeringan dan kerusakan lahan pertanian di beberapa daerah, sehingga mengurangi produksi beras lokal. Selain itu, perubahan cuaca yang tidak menentu juga mengganggu siklus tanam dan panen padi, sehingga mengurangi produktivitas dan kualitas beras.

- Faktor permintaan dan penawaran. Permintaan beras di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan konsumsi. Namun, pasokan beras lokal tidak mencukupi, sehingga pemerintah harus mengimpor beras dari luar negeri. Hal ini dapat menimbulkan fluktuasi harga beras di pasar, tergantung dari harga beras dunia, kurs rupiah, dan kebijakan impor.

- Faktor kebijakan pemerintah. Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur harga beras di masing-masing wilayah. Pemerintah dapat menetapkan harga eceran tertinggi (HET), melakukan operasi pasar, memberikan bantuan sosial, atau mengimpor beras untuk mengendalikan harga beras. Namun, kebijakan pemerintah ini tidak selalu efektif atau tepat sasaran, sehingga dapat menimbulkan distorsi atau spekulasi harga beras di pasar.

presidenri.go.id/foto
presidenri.go.id/foto

Kaitan dengan Bansos Jokowi

Salah satu kebijakan pemerintah yang menjadi sorotan dalam kaitannya dengan kenaikan harga beras adalah bansos Jokowi, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang merupakan program bantuan sosial dari pemerintah Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan sebesar Rp 200 ribu per bulan untuk 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di Indonesia selama periode Januari hingga Maret 2024. Dana untuk program ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun