Mohon tunggu...
Rahmayu Attri Murni
Rahmayu Attri Murni Mohon Tunggu... Guru - belajar dan terus belajar

Jangan hanya memandang dari salah satu sisi, agar pandanganmu tidak tersempitkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Fokus

14 Agustus 2019   19:05 Diperbarui: 14 Agustus 2019   19:51 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"FOKUS"

Ada seorang anak yang setiap hari rajin sholat ke masjid, lalu suatu hari ia berkata kepada ayahnya,
"Yah mulai hari ini saya tidak mau ke masjid lagi, aku malas "

"Lho kenapa?" sahut sang ayah.

"Karena di masjid saya menemukan orang yang kelihatannya sangat alim tapi sebenarnya tidak, ada yang sibuk dengan gadgetnya, sementara yang lain membicarakan keburukan orang lain, aku sebel, aku ga mau jadi seperti itu, seperti orang munafik.".

Sang ayah pun berpikir sejenak dan tersenyum sambil berkata, "Baiklah nak kalau begitu, tapi sebelum kau memutuskannya ada satu syarat yang harus kamu lakukan setelah itu terserah kamu, kamu mau dengan niatmu atau kamu kembali kerutinitasmu".

"Apa itu?"

"Nanti kau Ambillah air satu gelas penuh, lalu bawa keliling masjid, ingat jangan sampai ada air yang tumpah, kau harus bisa melakukannya.".

Dalam hati dianak bertanya, buat apa ayahnya menyuruh melakukan ini, apa hubungannya dengan niat yang ia sampaikan, tapi kalau banayak tanya ia takut ayah marah, maka semua perintah ayah dilakukankannya

Si anak pun membawa segelas air berkeliling masjid dengan hati, hingga tak ada setetes air pun yang jatuh.

Sesampai di rumah sang ayah bertanya, "Bagaimana sudah kamu bawa air itu keliling masjid?",

"Sudah".

"Apakah ada yang tumpah?"

"Tidak".

"Apakah di masjid tadi ada orang yang sibuk dengan hpnya?".

"Wah, saya tidak tahu karena pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini", jawab si anak. Dan bingung mendengar pertanyaan ayahnya

"Apakah di masjid tadi ada orang yang membicarakan kejelekan orang lain?", tanya sang ayah lagi.

"Wah, saya tidak dengar karena saya hanya konsentrasi menjaga air dalam gelas".

Maksudnya apa sih yah? Kenapa ayah aneh begini, menyuruh saya keliling bawa gelas jangan sampai tumpah, sekarang ayah menanyakan orang main hp dan orang orang sekitar, saya tidak paham kemana maksud ayah

Sang ayah pun tersenyum lalu berkata, "Begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukanmu menilai kualitas orang lain membuatmu lupa akan kualitas dirimu".

Marilah kita fokus pada diri sendiri dalam beribadah, bekerja dan untuk terus menerus bebenah menjadi positif.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Kejadian diatas adalah sebuah peristiwa yang sering sekali kita temukan disekitar kita, kita sibuk menilai kejekan diri orang lain sementara kita lupa untuk meningkatkan kualitas hidup kita, dimana pun kita berada kalau kita fokus dengan tujuan kita maka kita tak akan sempat untuk menilai orang lain, 

Semoga artikel ini bermanfaat dan semoga bisa menjadi pelajaran buat kita, ayo kita fokus dengan kualitas diri kita demi hidup dan kebaikan kita

Wajib Ketik amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun