Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kemenangan Dramatis Argentina dan Pembuktian sebagai Tim Besar

27 Juni 2018   02:51 Diperbarui: 27 Juni 2018   03:23 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun justru kini anak asuh Sampaoli sampai berdarah-darah di babak grup mereka dan wajib menang melawan Nigeria meskipun sampai tersisa tulang belulang saja jika ingin meraih tiket dan menatap piala itu lagi serta membawa pulang trofi itu setelah tahun 1986 silam bersama Lionel Messi yang baru saja merayakan ulang tahunnya dan kemungkinan besar Piala Dunia tahun ini adalah yang terakhir serta chapter judul terakhir karir Sepakbola Messi atau boleh dibilang penutup sebuah buku tebal perjalanan La-Pulga yang masih memiliki misi memikul Argentina menuju takhta dunia

El-Messiah sudah tampil sangat fantastis dan luarbiasa bersama Barcelona kini bersama Alibeceleste lah peluang Messi menunjukkan bahwa dia layak disebut yang terbaik di berbagai era apabila sudah pernah menyumbang satu trofi saja bagi negara tercinta Argentina. 

Selain harus bertempur habis-habisan di Stadion Kretovsky Saint Petersburg, medan tempur terakhir Argentina di fase grup demi kembali bisa melihat asa di ajang paling bergengsi ini skaligus membuktikan bahwa dunia Sepakbola Argentina masih ada dan belum menutup kemungkinan bersama Lionel Messi berjuang demi mempesembahkan piala dunia yang sudah bertahun-tahun lamanya dari 1986 akhirnya dibawa pulang ke publik tanggo, namun setelah melewati rintangan luar biasa dari singa Afrika, apabila mereka berhasil lolos ke babak 16 besar

Argentina akan beradu taktik dengan tim yang masih konsisten dengan garis kemenangan yakni Prancis dan tidak menutup kemungkinan tim Tanggo akan dibuat setengah mati oleh anak asuh Didier Deschamps yang masih naik daunnya mereka, belum pernah merasakan pahitnya kekalahan dan tentunya kekalahan 3-0 bukan toleransi yang sama ketika beradu dengan negara ayam jantan ini. 

Artinya setelah melewati mulut harimau di fase grup yang dimana Albiceleste wajib mengalahkan Nigeria mereka juga ditunggu oleh Prancis yang sudah keluar sebagai jawara grup C dan memiliki momentum perlahan tapi fantastis, akan sulit bagi Argentina apabila melawan Kroasia saja mereka tumbal dengan skor 3-0 tanpa balas dan memalukan sungguh tidak menunjukkan kapabilitas seorang juara menunjukkan bahwa level permainan Argentina seakan-akan pudar

Dari dihancurkannya mereka sebelum Piala Dunia oleh Spanyol dengan skor 6-1, berlumuran darah sambil dipikul Messi demi bisa tunjukkan taring kembali diRussia dan membawa status runner up 4 tahun silam, Argentina juga belum merasakan kemenangan dalam ajang ini sungguh memalukan jika melihat kenyataan bahwa Argentina adalah raksasa benua Amerika yang tampil sebagai badut dalam pergelaran ini. Megabintang mereka juga yakni Lionel Messi belum bisa samaskali merobek gawang lawan dan menunjukkan kemagisannya dalam ajang ini. 


Harapan timnas Argentina sudah nyaris terkubur dalam-dalam setelah mereka berhasil ditekuk Kroasia dengan skor memalukan yakni 3-0. Harapan tersebut bangkit kembali setelah tak disangka tim yang tampil fantastis mampu menahan serangan Argentina yakni Islandia yang diprediksi akan menjadi kuda hitam besar dalam pergelaran ini justru hancur ditangan singa Afrika yang mampu menunjukkan tekad mereka yang luarbiasa demi menaikkan derajat Sepakbola Eropa kembali ke takhta dunia. 

Musa menjadi pahlawan Nigeria skaligus kembali mengembalikkan motivasi tim tanggo lewat dua gol briliannya yang dikombinasikan dengan sentuhan indah,dribbling luarbiasa dan penyelesaian yang mampu berbuah 2 gol skaligus mengantarkan Nigeria kembali ke podium 2 dan hanya butuh hasil seri saja melawan Argentina asalkan tidak menelan kekalahan dari tim tanggo. Kemenangan Nigeria diawali dengan sentuhan indah Musa yang berhasil mengontrol umpan dengan baik, bola keatas setelah melewati sentuhan pertama lalu disambut kombinasi tendangan yang sangat baik dan juga penyelesaian cantik berujung gol manis bagi Nigeria di awal babak pertama 

Kemudian disusul gol kedua tepatnya menit ke 75 skaligus kembali membakar semangat fans Argentina yang tersedih seakan-akan diberi lampu terang, namun tentunya akan menjadi sulit bagai Argentina untuk melewati Nigeria yang secara momentum jauh lebih diuntungkan, permainan Musa  juga wajib diperhitungkan Albiceleste, dia hampir saja mencetak hattrick kalau saja peluangnya di menit ke 74, berkat 2 gol boyong Musa berhasil membangkitkan harapan Albiceleste dan membuat pemain ini menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi Argentina dan juga pemain fantastis memikul Nigeria menuju jembatan 16 besar tinggal melewati rintangan harimau yang sudah tercabik-cabik ini yakni Argentina yang siap menunjukkan segala nya di pertandingan hidup mati mereka ini menghadapi Nigeria. 

Permainan Argentina melawan Islandia masih menunjukkan alur serta paradigma dominasi yang ditunjukkan raksasa Conmebol ini kendati mereka dipaksa main kesamping akibat rapatnya pertahanan Islandia di sisi tengah memaksa bola terus mengalir dari tengah sampai kesamping yang hanya berbuah tendangan sudut. Gol Islandia juga berasal dari serangan balik yang berhasil memperdaya barikada Argentina, gol Aguero benar-benar luarbiasa menunjukkan klas sebagai straiker andalan tim tanggo. Rapatnya pertahanan Islandia yang seperti menyiksa timnas Albiceleste memaksa mereka main kesamping lagi. 

Kesalahan saat pembantaian yang dialami Argentina melawan Kroasia adalah dimana Sampaoli memilih memainkan pemain yang masih muda demi memberikan jam terbang yang sebetulnya ada benarnya juga mengingat pelatih satu ini bisa membangun timnas Chile menjadi jawara Copa America berturut-turut dan menjadi momok di 2014, tetapi taktik itu menjadi boomerang bagi Argentina yang dimana pemain muda mereka belum mampu memberikan yang terbaik dan disaat genting wajib menang ini Sampaoli justru tidak mengeluarkan pemain seperti Dybala,Dimaria dan Higuain sejak awal yang disituasi ini adalah kewajiban bagi Argentina demi tiket ke babak berikutnya, taktik 3-4-3 hanya menjadi senjata api yang dimakan kembali oleh tim tanggo, sungguh malam panjang yang gelap bagi keseblasan timnas Argentina, Lionel Messi sang kapten juga dibuat membeku menghadapi Kroasia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun