Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kapan Aku Mati?

22 Januari 2019   09:17 Diperbarui: 22 Januari 2019   09:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.picturesboss.com

Aku tertawa jika ada yang mati. Mengapa bisa mati? Apakah kematian itu mengerikan?

Aku penasaran dengan yang namanya kematian. Aku menunggu kematian sekian lama. 

Usianya seumur hidupku. Aku selalu merayakan ulang tahun. Kapan aku merayakan kematian?

Jika ada undangan pesta aku pasti datang. Pesta apa? Jika kematian aku akan hadir. 

Aku datang ke pesta kematian. Akan kukenakan pakaian terbaik. Pakaian itu karya tangan mama.

Aku hanya ingin mengenakannya di pesta kematian nanti.

Telah lama aku menunggu undangan kematian. Waktu tak kunjung datang.

Aku heran dan bingung seperti mereka yang bingung tentang pesta kematian.

Hei kalian yang takut pada kematian. Mengapa masih saja menyembunyikan diri?

Cukuplah engkau menyimpan ego soal kehidupan.

Jangan lagi kau sembunyikan kesombongan dalam kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun