Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dendam yang Tak Terucap

12 Februari 2024   21:33 Diperbarui: 12 Februari 2024   21:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dendam yang Tak Terucap - Kristina Flour

Dendam yang Tak Terucap
(Atanshoo)

Dendam yang terpendam, tak terucap dalam kata,
Bagai samudra dalam hati yang dalam, mengalir diam.
Mengalir dalam gelombang yang tak terlihat,
Menghantam batu karang yang diam tanpa suara.

Setiap detik berlalu, dendam itu tumbuh,
Seperti benih yang tertanam dalam tanah yang gersang.
Mendiamkan diri dalam keheningan yang membelenggu,
Menyaksikan kehidupan yang terus berjalan.

Terkadang dalam sorot mata yang tajam,
Tersembunyi keinginan untuk membalas,
Namun bibir terkatup rapat, menahan segala kata,
Biarkan rasa dendam itu tertutup rapat.

Dendam yang tak terucap, menjadi beban tersendiri,
Menghiasi relung hati dengan warna gelap.
Namun di antara kegelapan, ada sinar kecil,
Harapan akan perdamaian yang perlahan memudar.

Mungkin suatu hari, dendam itu akan tuntas,
Terurai dalam kebaikan yang mengalir seperti sungai.
Namun hingga saat itu tiba, dendam tetap terpendam,
Dalam labirin hati yang penuh dengan rahasia.

Dendam yang tak terucap, tetap mengalir dalam diam,
Seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti.
Namun di balik gelapnya, ada cahaya yang berkilau,
Menyampaikan pesan perdamaian yang tersembunyi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun