Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Balada Negeri - Atanshoo

20 Desember 2023   07:11 Diperbarui: 20 Desember 2023   07:11 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balada Negeri

(Atanshoo)


Di tengah gemuruh waktu, terdengarlah sebuah balada negeri yang memilukan. Negeri ini adalah panggung utama bagi perjalanan panjang dan kompleksnya sebuah peradaban. Suatu tempat yang memikul beban harapan dan masa depan, namun juga menanggung risiko kehancuran.

Negeri yang dipimpin oleh tangan yang salah, seperti balada ini kisahkan, menjadi medan pertempuran antara kebenaran dan kepalsuan. Pemimpin yang tidak memahami tanggung jawabnya sebagai pelayan negeri, malah menjadikan negeri ini sebagai ajang untuk mengejar kepentingan pribadi.

Dalam melodi balada yang mengharu biru, diceritakan bagaimana negeri ini, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi rakyatnya, berubah menjadi medan pertempuran ego dan nafsu kekuasaan. Korupsi dan penyimpangan dari tujuan mulianya merajalela, merusak pondasi-pesona negeri yang dulu begitu megah.

Balada ini bukan sekadar curahan hati, melainkan sebuah peringatan keras bahwa negeri yang diserahkan kepada pemimpin yang salah akan merasakan penderitaan dan kehancuran. Keadilan yang tak berpihak pada rakyatnya, penyalahgunaan kekuasaan yang merajalela, dan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan bersama adalah tokoh utama dalam lirik pedih balada ini.

Namun, balada ini tidak hanya membawa nada kesedihan. Ia juga menjadi alat perlawanan dan panggilan untuk berubah. Negeri ini, seperti setiap bagian dari alam semesta, memiliki kemampuan untuk bangkit kembali dari abu kehancuran. Melalui suara rakyat yang terdengar dalam melodi balada, mereka bersatu untuk mengubah takdir yang telah digambarkan.

Harapan kita tidak pernah pudar, untuk negeri yang lebih baik kedepannya.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun