Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati dengan Peluang dan Fasilitas

2 Agustus 2022   10:37 Diperbarui: 2 Agustus 2022   10:41 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiba di terminal tujuan perjalanan Stasiun Pemberhentian yang dilalui biasa tidak terpikir lagi dan dilupakan. Paul G.Stoltz menulis buku tebal tentang Peluang.(*) Peluang dicapai dengan susah payah dalam berjalan menuju sukses yaitu dengan mengubah hambatan menjadi Peluang. Faktor penting dalam Meraih Sukses.

Fasilitas adalah kemudahan, yaitu sarana atau kondisi yang positip menuju sukses. Bisa jadi fasilitas itu juga menjadi peluang atau kesempatan, tetapi kesempatan yang relatif memberi kenyamanan berjalan menuju tujuan.

Mari kita belajar dari peristiwa kehidupan sehari hari. Agar apa yang kita renungkan bukan angan-angan dan fantasi tetapi kebenaran dalam kehidupan nyata.

Belajar dari dinamika Kompasiana bisa kita baca gagasan yang terbahas pada tulisan yang saya kutip ini :

"Yuk, jangan kendor mendukung dan berdoa agar semakin banyak masyarakat yang kenal, paham, dan berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan Presidensi G20 Indonesia 2022. Sebab, kesuksesan bisa diraih dengan kerja sama, Sob! Jiwa dan raga harus optimis dan aktif berkarya dalam membersamai Indonesia untuk pulih bersama dunia, pulih lebih kuat. Bismillaah" (Istanti Suviani)

 Catatan:  mengukir sejarah sebagai pemegang presidensi. (peluang untuk pulih bersama, maju bersama...sukses)

Mungkin anda suka dan menuju sukses dalam dunia bisnis silahkan baca tulisan teman yang saya suka memetik frase yang ini : "Trik Auto(untuk?) kaya dengan Penerapan Sistem Kejar Kepastian dan Kesampingkan Kemungkinan :

1. Pastikan kita memiliki Supplier Proffesional yang bisa diajak retur barang.

2. Ikutilah program reseller supaya kita tidak keteteran dalam bermodal

3. Apabila program reseller tidak ada, maka cerdiklah dalam berbelanja. Jangan terlalu banyak menimbun barang supaya model pakaian yang kita jual terus berganti tampilannya. (Risky Ayu Lestari. dengan judul "Jurus Jitu Auto Kaya dengan Satu Langkah Cerdas! (Penerapan Sistem Kejar Kepastian dan Kesampingkan Kemungkinan)", Klik untuk baca: https://www.kompasiana.com/risayle0481/ 62e60b0408a8b53b07114ca7/jurus-jitu-auto-kaya-dengan-satu-langkah-cerdas-penerapan-sistem-kejar-kepastian-dan-kesampingkan-kemungkinan.

Saya membuat Catatan ini : sistem/jurus cerdas/cerdik kejar kepastian,  (kenyamanan,) bukan kemungkinan.

Disamping itu mari kita bisa belajar dari Berita dan opini ini : "Kegagalan sukses ekonomi, menemukan percerahan, membina satu bakat sebagai modalnya."  Lihat : https://brainberries.co/id/menarik/7-selebriti-yang-memulai-karir-dari-nol-from-zero-to-hero/   Pencerahan untuk semangat berupaya.

Lebih dekat dengan kehidupan digital mari dengan teman saya yang mau berbadi :   "Dalam pertemanan online pernah saya membaca sebuah dialog konyol seperti ini:

Orang pertama : "Kau si jangan konyol, kenapa disini katamu mencintai saya, kita ini sangat berjauhan, gak mungkin bertemu offline".

Orang kedua : "Soalnya saya merasa nyaman bersamamu".

Orang pertama : "Oooo, begitukah kapan kita bersama?. Apa hubungannya nyaman dan cinta ?"

Orang kedua : "Gak tahu !"

Orang pertama : "Kok gak tahu, bilang saja suka,...jangan cinta"

Orang kedua : "Apa si bedanya cinta dan suka ?"

Orang pertama : "Cinta itu bunga tabur, suka itu bunga ditaman yang segar."

(menurut istilah kami : "dari WA-grup sebelah"..)

Catatan saya demikian : Ada Rasa nyaman yang diharapkan, disukai, didambakan. (bukan hambatan dan juga bukan sekedar fasilitas)

Sementara itu saya dapatkan sebuah kutipan berita menarasikan opini ini :."Suara.com - Poptren.suara.com - Ada berbagai etika tak tertulis yang perlu untuk kita ketahui dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya etika tak tertulis ini berfungsi untuk menjaga sikap dan perilaku kita terutama dalam hal pergaulan serta kehidupan bermasyarakat."     Untuk ini saya membuat Catatan : Ada tujuh butir saran bernada Perhormatan terhadap Pribadi orang lain.

Selain itu uga menyusul saya baca konten pilihan bagus ini :    Kebajikan sebagai Solusi Dalam Menghadapi Perubahan yang Tidak Menentu Halaman 1 - Kompasiana.com    Kalau ada waktu  bagus pula dibaca.

Jadi dari banyak peristiwa terpapar diatas beberapa pelajaran dapat ditarik :

A. Peluang adalah kesempatan terkait sdengan waktu /masa jabatan /mengukir sejarah/ peluang untuk berprestasi

B. Fasilitas, kemudahan jadikan peluang dan sistem/jurus cerdas/cerdik kejar kepastian,  (kenyamanan) dalam mengatasi hambatan bukan kemungkinan, dan belum suatu target akhir.

C. Peluang dan kemudahan terjadi dalam proses waktu yang terkait dengan kejiwaan seseorang. Dan dalam hal ini ada istilah "asyik tinggal di zona nyaman/aman", yang menjadi "musuh para aktrivis perubahan".

D. Kemudahan dan Peluang sangat dirasa dan disadari seperti pencapaian (tercapainya) suatu tujuan. Disinilah jebakan yang bisa menjadi jalan simpang orang menuju tujuan, atau terminal semu yang sebenarnya kegagalan.

E. Sikap Ethis dan kebajikan sebagai Solusi menghadapi perubahan, adalah faktor sangat penting, dan pesan kehidupan : "untuk selalu ingat akan tujuan perjalanan kehidupan".

Dan ada sepuluh Pesan kehidupan agar terhindar dari jebakan(sub C,D diatas) yang bisa diambil disarikan dari AQ (Adversity Quotient) dari Paul G.Stoltz  PhD.(*), yaitu:

1. Sikap optimis sebagai bukti daya saing kita menghadapi dunia penuh persaingan.

2. Awasi jangan berhenti berkarya, berproduksi, berbuat baik

3. Pupuk kreativitas dengan tidak segan belajar dari lawan tanpa menirunya.

4. Jangan pernah kendor mengarah pada target utama yang sudah dijadikan pilihan.

5. Berani ambil resiko, dan rendah hati mana kala harus koreksi diri.

6. Selalu berupaya membuat perbaikan, untuk lebih berprestasi.

7. Ketekunan dalam pilihan kerja utama

8. Belajar baik-baik pada setiap peluang dan pahami dalami sasaran demi sasaran pembelajaran.

9. Merangkul perubahan, dengan penuh pertimbangan tanpa kehilangan prinsip yang sudah mau dipegang.

10.Ulet dan liat dalam menjaga keseimbangan. Untuk tidak jatuh pada tekanan kemundiran dan stress.

Demikian dari belajar dari setiap penjuru kemungkinan saya sendiri belajar setua ini bahwa saya pun terjebak dalam hidup ini oleh fasilitas kehidupan. Tetapi tetap saja bersyukur inilah kehidupan, aneka Karya Tuhan yang saya imani. Tulisan ini tidak bicara tentang sukses karena Pembaca pasti mempunyai konsep Sukses tersendiri. Saya ajak renung hanya Peluang dan Kemudahan. Semoga bermanfaat. Dan...Terima kasih sudah membaca tetapi maaf bila banyak hal yang kurang pas dihati Pembaca Yth. Dan tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, Agustus 01,2022, Emmanuel Astokodatu

(*) Referensi, Bacaan :

1. Paul G.Stoltz, PhD, Adversity Quotient , Pnb.Grasindo Jakarta,2000.

2. Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun