Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hati-Hati dengan Pertanyaan Body Shaming Saat Kumpul Lebaran

5 April 2024   13:58 Diperbarui: 5 April 2024   14:02 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Krisanti_kazan

Dalam suasana kebersamaan dan sukacita Lebaran, seringkali kita terbawa suasana untuk bertanya tentang hal-hal yang seharusnya sensitif. Salah satu yang sering terjadi adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penampilan fisik seseorang, yang dalam banyak kasus dapat menjadi bentuk dari body shaming. Body shaming merujuk pada perilaku yang merendahkan atau mengejek seseorang berdasarkan penampilan fisiknya. Bisa saja sih kita jawab dengan candaan bagi yang punya mental kuat.


"Lho, kamu kok makin gendut sekarang? Suamimu kok makin kurus?"
Alternatif jawaban:
"Itu tandanya saya sudah pandai mengurus suami" alias membuat kurus suami..lanjut ngemil nastar
"Berarti saya bahagia dan makmur mendapat suami dia" eaaaaaaaak...lanjut ngemil khong guan
"Lho, kok kamu makin kurus? Suamimu kok makin gendut? Gak bahagia ya?" kita balikin deh tuh pertanyaan..lanjut ngemil rengginang


Bagi sebagian orang mungkin ilustrasi pertanyaan tersebut biasa-biasa saja, tetapi bagi sebagian orang mungkin akan membawa beban pikiran apalagi kalau ternyata dia memang sedang struggle dengan masalah hidup yang memengaruhi berat badannya.


"Kulitmu kok makin hitam sih, gak seperti adikmu?"
 "Kok wajahmu makin banyak jerawatnya sekarang?"
"Anakmu kok kurus banget sih? Susah makan ya?"


Pertanyaan-pertanyaan semacam ini tidak hanya tidak sopan, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif secara emosional dan psikologis pada individu yang ditanyai. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kata-kata kita saat berinteraksi, terutama dalam suasana yang penuh kehangatan seperti kumpul Lebaran.


Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita perlu lebih hati-hati dengan pertanyaan-pertanyaan body shaming:

1. Memperkuat Stigma: Pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penampilan fisik seseorang dapat memperkuat stigma dan ekspektasi yang tidak realistis tentang tubuh ideal. Hal ini dapat membuat individu merasa tidak aman atau tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri.

2. Memicu Rasa Tidak Percaya Diri: Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat body shaming dapat memicu perasaan tidak percaya diri dan merasa tidak berharga pada individu yang ditanyai. Hal ini dapat mengganggu kesehatan mental seseorang dan mengurangi rasa percaya dirinya.

3. Menyadari Keragaman Tubuh: Setiap individu memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda, dan pertanyaan-pertanyaan body shaming dapat mengabaikan keragaman ini. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak diterima atau tidak dihargai oleh orang sekitar.

Oleh karena itu, ketika berkumpul bersama keluarga dan teman-teman di hari Lebaran, mari kita berusaha untuk lebih sensitif dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat body shaming karena tidak semua orang memiliki mental baja menanggapi pertanyaan tersebut dengan candaan. Sebagai gantinya, kita dapat fokus pada hal-hal yang lebih positif dan berhubungan dengan perayaan Lebaran, seperti perjalanan spiritual selama Ramadan, rencana masa depan, atau prestasi dan kebahagiaan yang telah diraih selama tahun ini. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua orang, tanpa memperkuat stigma atau menyebabkan ketidaknyamanan pada individu yang bersangkutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun