Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilema dan Keputusan dalam Danau Kehidupan

24 Maret 2021   10:26 Diperbarui: 24 Maret 2021   10:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lima : Tidak adanya Kerelaan memberi maaf, tidak adanya toleransi dan tidak ada semangat untuk kerja keras  adalah kekurangan yang meletakkan batas-batas peluang membuka keluasan pilihan.

Nah ternyata banyak hal bisa didalami dalam hal seputar Pengambilan keputusan  Dari perihal 'memetik hikmah, menghindari kesempitan membuat pertimbangan, hingga upaya menjauhkan diri dari keharusan "Mengambil keputusan Dilematik".

Selanjutnya melihat praksis bisa kita amati dari kehidupan nyata pembelajaran dari "Pengambil Keputusan" yang mencuat ini :  Bung Karno, Pemimpin Besar Revolusi; Suharto, Bapak Pembangunan; Prof.Dr.Habibi, Ir.Jokowidodo yang prestasi dan namanya kesohor hingga keluar negeri.  Mereka semua manusia yang tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan, tetapi bila kita berkacamata kejujuran akan menemukan ciri sebagai Pengambil Keputusan jitu yang ada pada mereka itu.

Pembaca yang budiman, dari semua itu tanpa mengurangi kehormatan pada demikian banyaknya cara pandang dalam kehidupan kita ini saya masih menarik pembelajaran ini:

(satu)  Diperlukan keheningan dan pelepasan diri dari kerakusan dan ketamakan,serta  kesombongan untuk memperoleh keseimbangan keselarasan harmoni dalam kehidupan

(dua)  Badai Keributan dan permasalahan diperumit oleh kesalahan dan dipersalahkan, menyalahkan dan membenci. Kesemuanya lebih banyak ada di manusianya dalam kebersamaan.

(tiga)  Keteduhan dari kedamaian dan permaafan harus diproses panjang dengan kerelaan dan kemauan kerja keras untuk mencapai harmoni kehidupan.

Beberapa waktu yang lalu saya menulis di Facebook tentang Harmoni Kehidupan yang didukung oleh sikap dalam kesadaran penuh yang dinamis dan beriman yang damai. Dengan gaya bahasa yang elegan menjadi : Mindfullness yang beriman adalah Harmoni Kehidupan yang dinamis dan damai. Banyak teman memberi respon positip, komen maupun like.

Sebab  Damai itu sukacita penuh kepuasan yang gemulai dalam ketenangan , dan suka cita itu damai penuh kepuasan yang dinamis berjoget..

Inilah pembelajaran dari pengalaman, sebab Pengalaman itu saudara tua dari eksperimen. Eksperimen itu upaya mencari pengalaman dan pengalaman itu kekayaan kehidupan. Itu semua dicapai dengan kerja keras, sebab kerja keras itu juga relaksasi yang dinamis dan pilihan dinamika yang bijak.

Demikan permenungan saya, silahkan melanjutkannya, tetapi tolong terima permintaan maaf saya bila ada salah kata, dan terima salam hormat saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun