Dalam kisahnya, Garuda harus membawa air suci amerta sebagai tebusan untuk kebebasan ibunya. Relief ini menunjukkan perjuangan Garuda yang sarat dengan nilai pengorbanan, keberanian, dan cinta kasih terhadap keluarga. Relief ini terdiri dari tiga panel utama yang dapat ditemukan di sisi selatan, timur, dan utara candi. Masing-masing panel menggambarkan tahapan perjuangan Garuda dalam misinya.
Relief Garudeya pada kaki Candi Kidal, jika dibaca berlawanan arah jarum jam mulai dari sisi selatan, timur, dan utara, menceritakan kisah kepahlawanan dan pengorbanan seorang anak terhadap ibunya. Pada relief selatan, Garudeya digambarkan sebagai sosok yang setia dan rela menjadi budak bersama ibunya. Ia juga digambarkan tengah bernegosiasi dengan ular-ular penculik ibunya, yang menuntut air amerta sebagai tebusan. Relief timur menampilkan Garudeya yang tengah membawa guci berisi air amerta, simbol dari keberanian dan tekadnya untuk membebaskan ibunya. Perjalanan untuk mendapatkan air amerta ini tidaklah mudah, ia harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk para dewa di kayangan. Relief utara mengilustrasikan keberhasilan Garudeya dalam misi penyelamatan ibunya. Ia berhasil menukar air amerta dengan kebebasan ibunya, namun air amerta tersebut kemudian menghilang secara misterius.
Makna Filosofis Relief
Relief di Candi Kidal mengandung berbagai simbol filosofis. Misalnya, naga bermahkota melambangkan alam bawah, tanah, dan air sebagai unsur kesuburan. Sementara itu, bunga teratai menjadi simbol kebangkitan spiritual dan pencerahan.
Relief Garuda juga menjadi simbol pembebasan dari belenggu. Makhluk mitologi ini digambarkan sebagai perpaduan manusia dan burung, yang tidak hanya memiliki kekuatan fisik tetapi juga nilai moral yang tinggi. Pesan-pesan dalam relief ini masih relevan hingga sekarang, mengajarkan pentingnya pengorbanan dan keberanian.
Konservasi dan Pelestarian
Sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi, Candi Kidal membutuhkan perhatian khusus dalam hal pelestarian. Restorasi yang dilakukan pada tahun 1990 menjadi salah satu upaya untuk menjaga kelestarian candi ini. Pengelolaan yang baik tidak hanya akan mempertahankan nilai sejarahnya tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya warisan budaya.
Kesimpulan
Candi Kidal bukan sekadar bangunan batu kuno, melainkan warisan budaya yang menyimpan makna mendalam tentang sejarah, seni, dan spiritualitas masyarakat masa lalu. Kisah-kisah yang terukir di reliefnya mengajarkan nilai-nilai moral yang universal, seperti keberanian, pengorbanan, dan cinta kasih. Sebagai generasi muda, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan warisan ini agar tetap menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.
 Referensi
1. Al-ayyubi, K. I., & Baskoro, E. R. (2018). Candi Kidal. Candi Kidal, Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Dan Bisnis Jurusan Manajemen, 8.
2. Dhiajeng Wulandari, & Budiarto, M. T. (2020). Etnomatematika: Eksplorasi Pada Artefak Kerajaan Singosari. Transformasi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika, 4(1), 203--217. https://doi.org/10.36526/tr.v4i1.905
3. Eni, S. P., & Tsabit, A. H. (2017). Arsitektur kuno kerajaan-kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit di Jawa Timur-Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
4. Intan, M. F., Rahmah, N., Andriani, P., & Widiadi, A. N. (2024). ANALISIS NILAI-NILAI RELIEF GARUDEYA PADA SITUS CANDI KIDAL TERHADAP PENGUATAN KARAKTER KEBHINEKAAN PESERTA DIDIK DI SMKN 10 MALANG. Integrasi Dan Harmoni, 4(7), 1--6. https://doi.org/10.17977/um063.v4.i7.2024.9
5. Primadia, A. (2018). Sejarah Candi Kidal di Malang Lengkap dengan Arsitektur. Sejarah Lengkap. https://sejarahlengkap.com/agama/hindu/sejarah-candi-kidal. Diakses pada tanggal 5 Desember 2024
6. Sugihartono, R. A., Dharsono, G., & Susanto, M. R. (2019). Therianthropic character in Garuda statue and relief. International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE), 8(1), 679-683.
7. Turaeni, N. N. T. (2016). APLIKASI ADI PARWA DALAM RELIEF SITUS CANDI KIDAL. The Aplication of Adi Parwa at Kidal Temple Site. Forum Arkeologi, 28, 135--138.
8. Turaeni, N. N. T. (2015). Aplikasi Adi Parwa dalam relief situs Candi Kidal. Forum Arkeologi, 28(2), 131--144.
9. Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta). (2016). Asal usul Candi Kidal. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1--5.
10. Wijaya, I. B. A., Pramono, A., & Maulana, F. I. (2023). Digital Prototyping of Candi Kidal Relief on Interior Accessories. E3S Web of Conferences, 388, 1-5. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202338804021