Mohon tunggu...
ASROFIYANSYAH
ASROFIYANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Prodi Sosiologi Kelas C

HONG!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Identitas dan Adaptasi: Studi Kasus Double Consciousness pada Keluarga Tionghoa di desa Garongan

16 September 2025   10:10 Diperbarui: 16 September 2025   10:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di tahun 2020 di desa saya yang terletak di daerah Garongan, Wonokerto, Turi, Sleman kedatangan satu keluarga baru yang menggontrak di suatu rumah di rt 01. Keluarga tersebut berasal dari keturunan tionghoa atau ras china, pada awal mereka menggontrak saya mengamati bahwa satu keluarga tersebut sedang berusaha beradaptasi untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar hingga akhirnya mulai semakin dekat dengan lingkungannya. Tetapi satu keluarga tersebut memiliki kebiasaan yang kurang di sukai oleh masyarakat setempat, kemungkinan kebiasaan ini terbawa dari indentitas keluarga itu sendiri. kegiatan tidak biasa seperti sering membuat suara gaduh di malam hari, mengobrol dengam nada yang tinggi, dan kebiasaan kebiasaan buruk lainnya. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini mereka sudah menyesuaikan perlakuan mereka seperti masyarakat pada sekitar pada umumnya,setelah melewati berbagi intropeksi yang bisa mempengaruhi dan merubah dentitas budaya mereka.

bagi saya fenomena ini termasuk contoh tentang teori Double Consciusness yang di kemukakan oleh W.E.B. Du Bois yang menjelaskan bagaimana individu atau kelompok yang hidup di bawah dominasi kelompok lain dan mengalami kondisi kesadaran ganda atas identitas mereka. Dalam konteks yang telah saya amati, satu keluarga ini tidak hanya memandang diri mereka dari sudut pandangnya sendiri, tetapi juga dari persepektif dominasi sosial yang menetapkan posisi marginal atau subordinasi mereka. Sehingga situasi sosial keluarga tersebut mengalami perasaan terpecah antara menjadi anggota masyarakat namun tetap di pandang sebagai orang luar yang mendapat perlakuan berbeda, misalnya akses terhadap bantuan sosial, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Situasi ini menggambarkan bagaimana sominasi sosial dan stigma masyarakat menyebabkan warga pendatang hidup dengan identitas ganda dan harus segera ada adaptasi sesuai dengan teori double consciousness Du Bois. Dengan demikian teori ini dapat memberikan kerangka untuk memahami bagaimana individu dan kelompok minoritas harus menyeimbangkan identitas internal mereka dengan persepsi yang di bentuk oleh struktur kekuasaan dominan.

foto dokumentasi pribadi
foto dokumentasi pribadi
Teori Double Consciousness ini dikemukakan oleh W. E. B. Du Bois, ia adalah seorang sosiolog dan aktivis hak sipil Afrika-Amerika. Dalam bukunya The Souls of Black Folk (1903), Du Bois menjelaskan konsep ini sebagai kondisi psikologis orang Afrika-Amerika yang memiliki dua kesadaran sekaligus yaitu pandangan terhadap diri sendiri dan pandangan dunia putih yang sering diskriminatif. Hal ini menimbulkan konflik batin karena mereka harus menyeimbangkan identitas sebagai orang kulit hitam yang bangga dengan tuntutan sosial dari masyarakat yang rasis. Du Bois menggambarkan pengalaman ini sebagai hidup dengan "mata yang menatap dari luar ke dalam," menunjukkan perhatian terus-menerus terhadap penilaian dunia luar yang tidak adil.

Du Bois, W. E. B. (1903). The Souls of Black Folk. Chicago: A. C. McClurg & Co.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun