di tahun 2020 di desa saya yang terletak di daerah Garongan, Wonokerto, Turi, Sleman kedatangan satu keluarga baru yang menggontrak di suatu rumah di rt 01. Keluarga tersebut berasal dari keturunan tionghoa atau ras china, pada awal mereka menggontrak saya mengamati bahwa satu keluarga tersebut sedang berusaha beradaptasi untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar hingga akhirnya mulai semakin dekat dengan lingkungannya. Tetapi satu keluarga tersebut memiliki kebiasaan yang kurang di sukai oleh masyarakat setempat, kemungkinan kebiasaan ini terbawa dari indentitas keluarga itu sendiri. kegiatan tidak biasa seperti sering membuat suara gaduh di malam hari, mengobrol dengam nada yang tinggi, dan kebiasaan kebiasaan buruk lainnya. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini mereka sudah menyesuaikan perlakuan mereka seperti masyarakat pada sekitar pada umumnya,setelah melewati berbagi intropeksi yang bisa mempengaruhi dan merubah dentitas budaya mereka.
bagi saya fenomena ini termasuk contoh tentang teori Double Consciusness yang di kemukakan oleh W.E.B. Du Bois yang menjelaskan bagaimana individu atau kelompok yang hidup di bawah dominasi kelompok lain dan mengalami kondisi kesadaran ganda atas identitas mereka. Dalam konteks yang telah saya amati, satu keluarga ini tidak hanya memandang diri mereka dari sudut pandangnya sendiri, tetapi juga dari persepektif dominasi sosial yang menetapkan posisi marginal atau subordinasi mereka. Sehingga situasi sosial keluarga tersebut mengalami perasaan terpecah antara menjadi anggota masyarakat namun tetap di pandang sebagai orang luar yang mendapat perlakuan berbeda, misalnya akses terhadap bantuan sosial, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Situasi ini menggambarkan bagaimana sominasi sosial dan stigma masyarakat menyebabkan warga pendatang hidup dengan identitas ganda dan harus segera ada adaptasi sesuai dengan teori double consciousness Du Bois. Dengan demikian teori ini dapat memberikan kerangka untuk memahami bagaimana individu dan kelompok minoritas harus menyeimbangkan identitas internal mereka dengan persepsi yang di bentuk oleh struktur kekuasaan dominan.
Du Bois, W. E. B. (1903). The Souls of Black Folk. Chicago: A. C. McClurg & Co.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI