Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kematian

12 Agustus 2021   21:24 Diperbarui: 12 Agustus 2021   21:32 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.republika.co.id/amp/qkbpdn430

Saat satu cerita berkembang 

Meniti satu titik ke titik lain 

Seperti menyambung benang 

Pada tiang pengharapan 

Menariknya hingga ke puncak 

Ketidakberdayaan menjelma 

Terhenti pada titik tengah 

Takdir! Nasib! KehendakNya 

Tak satupun bertuan 

Berlalu dan terus berlalu 

Hingga hilang dari pandangan 

Diam dan membisu 

Riuh sirene  kematian bersahutan 

Di segala penjuru  dunia

Hingga  menghilang perlahan 

Yang sayup terdengar terbawa angin 

Tangis pilu sang anak 

Diam membatu sang suami 

Gigit bibir sang istri 

Kematian telah menjemput 

Satu akibat yang  menjadi alasan 

Merenggut nyawa nyawa terkasih 

Tanpa belas kasih 

Takdir! Atau sebuah pembuka jalan 

Dan kembali angin berbisik 

" Kau tetap hidup dalam ingatan panjang" 

Merenggut kebersamaan dan kebebasan 

Kali ini semua akan berakhir 

Palembang, 12082021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun