Ingin ku lumat malam dengan rutukkan mengeram, mengatupkan  kedua takup gigi, menggigit bibir hingga berdarah hingga mengeluarkan bau anyir
Ingin aku teriakan beribu amarah agar himpitan batu berhamburan terlempar menjauh, terkulai lalu terkubur
Ku urai tangis pada wangi pandan, menjalin  hingga menghamburkan wangi ke seluruh penjuru.
Air mata ini telah berganti wanginya pandan yang setiap tetes kau sia siakan. Saat kau biarkan tetes itu menjadi bulir bulir luka yang akhirnya menjatuhkan bongkahan korengan penuh nanah
Wangi pandan berganti anyirnya nanah, berapa lama luka akan mengering kalau kau hanya diam tanpa bergeming
Untuk menyapa denyut nadi dan jantung mu kau tak sanggup. Jantung itu telah lumat bersama hati dan darah, mereka melumatnya dalam rongga rongga gelap. Hingga tak satu pun yang mampu menampungnya karena semua terburai dalam nestapa.
Maya Pada, 22112017
Palembang, 22112019