Tidak setiap hangat menjelma rumah
Terkadang ia adalah jejak-jejak samar yang tertinggal saat seseorang bangkit dari duduknya
Atau kala angin berbaur harum pewangi berembus dari pipa pembuangan toko laundry
Mungkin juga selagi tak tahu-menahu hidung mungil si Mpus mengendus pipimu, meski napasnya bercampur aroma terasi
Atau ketika sulut api dari sumbu lilin bermain-main dengan bayanganmu
Ketika bibirmu meneguk air yang habis diseduh terik mentari
Ketika tanganmu merangkul jemuran kering yang baru diangkat dari tali
Ketika kemeja yang dikenakan barusan disetrika dan masih tercium hangit
Ketika tutup penanak nasi dibuka dan uap-uapnya lekas mengepul
Barangkali juga ia jemari yang sempat membungkus tanganmu, menepis gundah sejenak
Bahkan jika hangat itu datang dari lantunan doa yang sayup-sayup mengambang tanpa habis