Bukan cuma soal belajar di kelas, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) punya cara unik menanamkan nilai toleransi sejak dini. Lewat program sosialisasi moderasi beragama yang digelar pada 26 Agustus 2025, mereka hadir untuk anak-anak SD dan warga sekitar Posko KKN di Desa Bandar Malela.
Alih-alih dengan ceramah kaku, kegiatan ini dikemas lewat storytelling interaktif dan nonton bareng (nobar). Tujuannya jelas: bikin anak-anak paham bahwa perbedaan agama bukan alasan untuk saling menjauh, apalagi bermusuhan.
Storytelling yang Nggak Biasa
Dua storyteller utama, Asmar Sholeh dan Wayana Annisa Damanik, tampil sebagai kakak pembawa cerita dengan penuh ekspresi. Mereka membawakan kisah sederhana tapi sarat makna tentang hidup damai dalam perbedaan.
Anak-anak mendengarkan dengan antusias. Bahkan saat sesi tanya jawab, mereka berebut angkat tangan. Lima pertanyaan dilemparkan, dan yang berhasil menjawab mendapat hadiah kecil---cukup untuk bikin suasana tambah riuh dan seru.
"Lewat cerita, anak-anak lebih gampang menyerap nilai toleransi. Mereka bisa langsung membayangkan bagaimana rasanya hidup rukun tanpa saling menyingkirkan," ujar Asmar seusai acara.
Nobar Bikin Guyub
Setelah sesi cerita, kegiatan dilanjutkan dengan nonton bareng. Anak-anak duduk rapi bersama warga desa, menonton tayangan yang mendukung tema toleransi. Di sinilah tercipta suasana guyub: anak-anak ketawa bareng, sesekali saling berkomentar, tapi tetap tertib.
Wayana menyebut, momen nobar jadi bagian penting karena menghadirkan nilai kebersamaan. "Anak-anak belajar bukan hanya dari cerita, tapi juga dari suasana---bahwa duduk bersama dalam perbedaan itu indah," katanya.
Efek Positif yang Nyata
